Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kring... Kring...!

15 Februari 2021   19:50 Diperbarui: 15 Februari 2021   20:14 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari pixabay.com

Wanita dari masa lalu merindukan suara kring... kring! dari perangkat ajaib itu. Sekarang suara itu memang menjelma menjadi suara musik favoritnya, pop dan jazz, juga vokal penyanyi-penyanyi kontemporer, Jessie J, Michael Buble, Andmesh. Tapi baginya suara kring... kring! itu tidak akan pernah tergantikan.


"Kring... kring...!"

Dia terkejut.
Sudah bertahun-tahun dia tidak mendengar suara itu tapi di malam buta ini suara itu jelas-jelas menghentak gendang pendengarannya.
Benarkah suara itu? Jangan-jangan ulah petugas museum?

Rupanya benar. Telepon tua di salah satu sudut museum itu yang berbunyi nyaring. Dia pun mengangkat telepon dan menyapa ragu-ragu,

"Halo?"

"Ya, Halo. Bisa berbicara dengan Ellen Louis?"

Ah, itu suara laki-laki dari masa lalu. Hangat dan dalam suaranya masih selalu sama. Jantungnya berdetak kencang. Apa yang harus dikatakannya?

"Se... sepertinya salah sambung, Tuan," Dia benar-benar tidak siap dengan perjumpaan ini.

"Oh, maaf kalau begitu, Nona."

Percakapan terhenti.

Sambungan terputus.

Wanita dari masa lalu mengumpat dirinya sendiri. Seorang pecundang sekalipun mungkin masih lebih berani berterus terang di belakang gagang telepon. Saat ini tidak ada lagi yang bisa dilakukan, selain menunggu keajaiban.

Tapi setelah bermenit-menit menunggu, berjam-jam, telepon tua itu tetap sediam batu nisan. Begitu pula setelah berhari-hari dan berbulan-bulan kemudian. Tapi wanita dari masa lalu tetap berharap  masih akan mendengar suara itu bahkan jika harus menunggu lagi bertahun-tahun lamanya.

---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun