Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ini Alasan Bu Risma Cocok Jadi Menteri Sosial

25 Januari 2021   16:48 Diperbarui: 25 Januari 2021   16:59 822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari money.kompas.com

Berdasarkan teori proto-psikologis, manusia memiliki 4 kepribadian dasar: Koleris, Sanguinis, Melankolis dan Plegmatis. Setiap orang memiliki satu atau dua kepribadian dominan yang akan membentuk karakter dan caranya membentuk relasi dengan orang lain.

Seseorang dengan karakter dominan Koleris, misalnya, memiliki sifat-sifat: ambisius, tendensius, visioner dan tegas. Tapi kekurangan dari karakter ini adalah resisten terhadap kritik, tapi paling suka mencari-cari kesalahan orang lain. Karakter para Koleris ini semakin menonjol jika mereka diberi tugas memimpin sebuah tim.

Kemudian orang yang karakter Sanguinis-nya lebih dominan biasanya tampil lebih blak-blakan, mudah akrab dengan siapa saja dan suka menjadi pusat perhatian. Sayangnya para Sanguinis cenderung mudah bosan dan memiliki rentang konsentrasi yang pendek.

Orang yang didominasi oleh karakter melankolis adalah sosok yang sistematis, perfeksionis dan idealis. Para melankolis juga menyukai seni dan keindahan. Selain itu dari empat karakter yang lain, melankolis-lah yang memiliki sifat empati paling tinggi. Sayangnya mereka seringkali larut pada alam pikirnya sendiri. Mereka juga cenderung menuntut standar tinggi dari dirinya sendiri, padahal merekalah karakter yang paling rapuh menghadapi kegagalan.

Seorang yang karakter yang karakter plegmatisnya mendominasi adalah sosok yang tenang, tidak grasa-grusu, tidak suka konfrontasi dan berpikir untuk kebaikan semua pihak. Oleh karena itu para plegmatis sangat sesuai dengan tugas-tugas yang membutuhkan keterampilan diplomasi. Tapi kelemahan orang-orang dengan karakter dominan plegmatis adalah cenderung betah di zona nyamannya.

Kepribadian Bu Risma

Beberapa tahun lalu saya pernah membuat artikel tentang karakter/kepribadian Tri Rismaharini atau lebih dikenal dengan sapaan Bu Risma, yang diangkat menjadi Menteri Sosial oleh Presiden Jokowi sejak 23 Desember tahun lalu. Tulisannya dapat dilihat di sini: Menyandingkan Kepribadian Jokowi dan Risma.

Melihat gaya kepemimpinannya sebagai wali kota Surabaya dan mengamati sejumlah sisi sosok bu Risma dalam beberapa kesempatan tampil di depan media, kemungkinan besar Melankolis adalah karakter dominannya.

Pada tahun 2014 lalu rumor beredar kalau bu Risma akan mengundurkan diri dari jabatan wali kota karena kuatnya tekanan politik di sekitar dirinya. Saat dikonfirmasi pada salah satu sesi wawancara di program Mata Najwa, bu Risma menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut sambil meneteskan air mata.

Bu Risma juga kadang marah besar jika melihat ada yang tidak beres pada pekerjaan staf-stafnya. Sebaliknya, dia juga mudah mbrebes mili jika menceritakan bagaimana masalah-masalah sosial ekonomi masyarakat terpinggirkan di Surabaya yang harus dipikirkan dan dicarikan solusinya.

Hanya para Melankolis yang punya karakter kuat seperti ini. Untunglah, karakter ini diimbangi dengan karakter Koleris yang biasa memang menjadi karakter bawaan atau terbentuk karena lingkungan serta tuntutan pekerjaan.

Jadi Melankolis-Koleris saya pikir merupakan karakter kuat dalam sosok Risma.

Harapan untuk Kemensos 

Setelah dilantik menjadi Menteri Sosial menggantikan Juliari Batubara, pair karakter Melankolis-Koleris ini adalah faktor pendukung yang sangat sesuai dengan tugas dan tanggungjawab yang diemban Risma. Lihat saja, beberapa saat setelah dilantik dia langsung beraksi turun ke lapangan menyasar sisi-sisi kumuh ibu kota. Kendati saat itu ada cibiran yang dialamatkan kepadanya karena sudah jadi menteri masih ngurus hal remeh temeh seperti itu. Tapi bukankah gaya kepempinan Risma memang sudah seperti itu sejak jadi walikota Surabaya?

Dia sosok yang gemar turun ke lapangan untuk mengecek langsung kondisi yang terjadi di sana guna memudahkan analisis dan memastikan pengambilan-pengambilan keputusan selanjutnya sesuai sasaran. Karakter Melankolis memudahkannya mengasah kepekaan untuk memantau masalah-masalah sosial yang terjadi di tanah air sedangkan karakter Koleris membantunya menyusun strategi-strategi yang tepat untuk menuntaskan masalah-masalah tersebut.   

Dengan kepribadian Melankolis yang disertai dengan kepribadian Koleris, Risma adalah figur yang cocok menjadi Menteri Sosial. Semoga di bawah kepemimpinannya, kementerian sosial dapat semakin amanah dalam menjalankan fungsinya dalam urusan rehabilitasi dan perlindungan sosial masyarakat. (PG)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun