"Ganti dengan permintaan yang lain."
Rano berpikir sejenak. Dia lalu mendapat ide, dan menyuruh Super Jin menunggu sejenak. Rano lalu berlari ke luar gudang, ke arah kamar kerja ayahnya.
Di dalam, ayahnya sedang menatap kertas kerjanya sambil berpikir keras. Ayah Rano adalah salah satu panitia pembangunan gereja. Saat ini mereka sedang menghadapi masalah besar. Pembangunan gereja dipaksa berhenti karena ada demonstrasi dari segelintir orang yang tidak senang dengan pembangunan gereja tersebut. Padahal mereka telah memiliki IMB, itu pun setelah pengurusan bertahun-tahun lamanya.
"Ayah... ayah!" seru Rano.
"Hmm, iya. Ada apa?" Ayah mengalihkan perhatiannya sejenak.
"Ayah, ada Super Jin yang bisa mengabulkan permintaan saya. Tapi, saya bingung mau minta apa, Ayah."
"Hmm, minta apa ya?" Ayah berpikir Rano sedang bermain-main dengan imajinasinya, seperti biasa terjadi. "Bilang saja sama Super Jin kamu minta gereja kita dilanjutkan lagi pembangunannya."
Rano mencoba menalar perkataan ayahnya barusan.
"Mengerti?" tanya Ayah. Rano mengangguk. Lalu berlari kembali keluar dari kamar kerja ayahnya. Ayah hanya menggeleng kecil.
Super Jin yang menunggu di gudang menguap lebar. Pintu gudang terbuka kembali, dan Rano masuk dengan napas sedikit terengah-engah.
"Lama sekali, Nak. Nah, ayo sekarang kamu minta apa? Jangan sulit-sulit yah..."