Tiga hari yang lalu saya bersama teman-teman kantor mengikuti rekoleksi yang bertema relasi inter-personal. Salah satu materinya adalah perbedaan emosi dan perilaku laki-laki dan perempuan yang dipengaruhi perbedaan struktur otak keduanya. Bagaimana hubungannya dengan judul artikel ini? Yuk, simak terus tulisannya.
Pertumbuhan struktur otak anak laki-laki dan perempuan berbeda satu sama lain. Otak kiri anak laki-laki berkembang lebih dahulu.
Oleh karena itu laki-laki cenderung menggunakan otak kirinya dalam menyelesaikan masalah. Otak kiri membentuk sikap rasional, runtut, hubungan sebab-akibat dan hal-hal logis lainnya.
Hal ini membuat laki-laki cenderung menjadi pribadi yang pragmatis. Semisal, dalam melakukan sesuatu, laki-laki lebih berorientasi pada hasil atau goal ketimbang prosesnya. Musababnya, Lobus parietal laki-laki sedikit lebih besar dari perempuan.
Lobus parietal adalah bagian otak yang bertanggung jawab untuk berpikir matematis. Oleh karena itu laki-laki biasanya lebih berpikir matematis dari perempuan.
Begitu pula untuk urusan fokus. Laki-laki lebih unggul dari perempuan. Ini membuat laki-laki lebih sesuai untuk profesi yang membutuhkan fokus tinggi serta analisis matematis seperti seperti pilot, mekanik, desainer bangunan, dan lain-lain.
Sayangnya, untuk urusan multitasking laki-laki kalah dari perempuan. Laki-laki hanya bisa fokus pada satu aktivitas dalam satu waktu.Â
Jadi jangan heran saat lagi asyik menonton TV misalnya, laki-laki "nampak" tidak peduli pada keadaan di sekitarnya.Â
Anak menangis, istri sedang mengajak ngobrol, jemuran kehujanan dan lain-lain. Ini bukan karena tidak peduli, tapi untuk berpindah fokus laki-laki membutuhkan usaha ekstra.
Untuk mendengarkan obrolan istri, dia harus mematikan fokus pada acara TV lebih dahulu sebelum menghidupkan fokus pada kata-kata sang istri.