Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Gelembung Sabun

14 September 2019   18:55 Diperbarui: 14 September 2019   18:54 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari https://fineartamerica.com/

"Baik, Tobi. Ayo segera kemari!"

Tobi pun kembali ke tempatnya semula, berdiri di sisi profesor. Profesor Arya lalu memencet beberapa tombol di dinding mesin.

Zzaapp!

Tiba-tiba sinar menyilaukan keluar dari kedua moncong di sisi mesin. Setelah cahaya tersebut hilang, profesor dan Tobi pun tidak nampak di tempatnya. Mereka kini telah berada dalam salah satu gelembung sabun di ujung moncong yang lain.

"Kita berhasil, Prof!" Tobi berseru kegirangan.

Mereka kini berdiri dalam gelembung sabun yang sedang melayang turun perlahan.

"Benar, Tobi," Profesor Arya juga terlihat senang.

Gelembung sabun yang mereka tumpangi melayang perlahan lalu hinggap dengan enteng di atas meja. Dua manusia mungil dalam gelembung sabun terlihat menyesuaikan posisi mereka. Profesor mengeluarkan sejenis gawai dari sakunya

"Hmm ... tingkat oksigen cukup banyak. Dengan oksigen seperti ini, kita bisa bertahan hidup di dalam gelembung selama delapan hari, Tobi."

"Tapi, Prof...," Tobi sejenak terdiam. "Kalau anda juga di dalam sini, siapa yang akan menyalakan kembali mesin itu untuk mengembalikan kita seperti semula?"

Profesor terkekeh. "Tenang saja, Tobi. Aku sudah mengeset timer pada mesin. Dia akan kembali bekerja dalam beberapa detik lagi. Tunggu saja. Nah, hitung mundur sekarang. 5, 4, 3, 2, 1..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun