"Baik, Tobi. Ayo segera kemari!"
Tobi pun kembali ke tempatnya semula, berdiri di sisi profesor. Profesor Arya lalu memencet beberapa tombol di dinding mesin.
Zzaapp!
Tiba-tiba sinar menyilaukan keluar dari kedua moncong di sisi mesin. Setelah cahaya tersebut hilang, profesor dan Tobi pun tidak nampak di tempatnya. Mereka kini telah berada dalam salah satu gelembung sabun di ujung moncong yang lain.
"Kita berhasil, Prof!" Tobi berseru kegirangan.
Mereka kini berdiri dalam gelembung sabun yang sedang melayang turun perlahan.
"Benar, Tobi," Profesor Arya juga terlihat senang.
Gelembung sabun yang mereka tumpangi melayang perlahan lalu hinggap dengan enteng di atas meja. Dua manusia mungil dalam gelembung sabun terlihat menyesuaikan posisi mereka. Profesor mengeluarkan sejenis gawai dari sakunya
"Hmm ... tingkat oksigen cukup banyak. Dengan oksigen seperti ini, kita bisa bertahan hidup di dalam gelembung selama delapan hari, Tobi."
"Tapi, Prof...," Tobi sejenak terdiam. "Kalau anda juga di dalam sini, siapa yang akan menyalakan kembali mesin itu untuk mengembalikan kita seperti semula?"
Profesor terkekeh. "Tenang saja, Tobi. Aku sudah mengeset timer pada mesin. Dia akan kembali bekerja dalam beberapa detik lagi. Tunggu saja. Nah, hitung mundur sekarang. 5, 4, 3, 2, 1..."