Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Yuk Kenalan dengan Makroprudensial dan Perannya Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan

25 Juni 2019   21:19 Diperbarui: 25 Juni 2019   21:24 1764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari https://depositphotos.com

Jadi secara singkat makroprundensial bisa diartikan sebagai kiat-kiat yang digunakan oleh penyelenggara negara (dalam hal ini otoritas ekonomi) untuk memastikan perekonomian secara makro berjalan dengan baik dengan membatasi risiko yang sistemik. 

Oleh karena itu makroprudensial mencakup: stabilitas sistem keuangan, bersifat menyeluruh dan membatasi risiko sistemik. Karakteristik lain dari kebijakan makroprudensial ini adalah antar subjek (cross sector) dan bekerja pada  dimensi runtun waktu (time series)

Untuk lebih memahami bagaimana kebijakan makroprudensial bekerja dalam stabilitas sistem keuangan, mari kita melihat relasinya dengan kebijakan ekonomi yang lain.

Kebijakan Makroprudensial dan Moneter

Kebijakan moneter berfokus pada stabilitas harga, sedangkan kebijakan makroprudensial berfokus pada stabilitas keuangan. Ada kalanya kebijakan moneter tidak berjalan selaras dengan kebijakan keuangan. Fungsi kebijakan makroprudensial adalah menutup gap di antara keduanya.

Dalam menjaga stabilitas sistem keuangan, kebijakan makroprudensial bisa menguatkan kebijakan moneter atau sebaliknya, berlawanan dengan kebijakan moneter. Sebagai contoh, kebijakan moneter untuk memicu perekonomian adalah menurunkan suku bunga acuan. 

Dengan demikian diharapkan sektor riil bergairah. Tapi keadaan ini juga bisa memicu terjadinya penggelembungan harga (bubble) karena demand yang lebih tinggi daripada supply. Kondisi ini dapat ditangani dengan kebijakan makroprudensial yaitu kebijakan loan to value yang lebih ketat, misalnya dengan menaikkan down payment kredit.

Kebijakan yang saling menguatkan misalnya, saat ekonomi sedang booming diperlukan kebijakan untuk mengerem laju pertumbuhan kredit dan aksi spekulatif para pelaku ekonomi. Kebijakan moneter bisa ditetapkan untuk menaikkan suku bunga acuan, sedangkan kebijakan makroprudensial digunakan meningkatkan rasio permodalan bank. 

Dengan biaya pengembalian pinjaman yang lebih tinggi, laju pertumbuhan kredit akan diredam dan bank akan cenderung mengurangi alokasi dana perkreditan untuk meningkatkan permodalannya.

Kebijakan Makroprudensial dan Fiskal

Risiko sistemik dapat berasal dari defisit transaksi berjalan (current account deficit) yang disebabkan aksi ambil untung para pelaku ekonomi oleh meningkatnya konsumsi masyarakat pada barang-barang impor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun