Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Ampas Kopi

12 April 2019   17:28 Diperbarui: 12 April 2019   17:31 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

---  

Setengah jam kemudian, aku sudah rapi dan wangi, siap menyusuri jalan-jalan ibukota dengan sepeda motor dan jaket hijau cerah sebagai atribut dinasku. Sejak usai kontrak di salah satu perusahaan, aku memilih menyambung hidup sebagai driver ojek online. Rupanya jika dilakoni dengan tekun, penghasilan profesi yang satu ini cukup menggembirakan. Aku jadi lebih punya banyak tabungan dibanding saat masih bekerja di perusahaan dulu. Akhir-akhir ini aku malah punya niat, jika tabunganku nanti sudah cukup memadai, aku akan pulang kampung untuk membuka toko kelontong di sana.

Sudah hampir sejam aku menyusuri jalan Pakubuwono dan jalan Dahlia. Di sepanjang jalan-jalan ini banyak rumah dikontrakkan. Kemudian aku menuju ke arah perkantoran di jalan Harapan dan sekitarnya, tapi orderan dari pelanggan belum ada yang nyantol ke aplikasi driver-ku, tidak seperti biasanya. Sesiang ini biasa aku sudah mendapat dua atau tiga orderan dari karyawan atau karyawati yang hendak berkantor.

Di luar itu, yang bikin penasaran luar biasa adalah "suara ghaib" ampas kopi pagi tadi. Senyuman pertamaku hari ini yang biasa aku hadiahkan untuk penumpang pertama akan menjadi senyuman untuk cinta sejatiku. Memang orderan di awal hari biasa akan didominasi oleh cewek-cewek kantoran. Anehnya, entah kebetulan atau bukan, sampai siang ini aku belum juga mendapatkan satu penumpang pun.

Atau aplikasi lagi bermasalah ya?

Aku pun menepikan motor dan ngetem di dekat gerobak penjual batagor. Saat mengecek grup Whatsapp sesama driver ojol, aku lihat sepertinya percakapan biasa saja. Laporan jalan macet, satu dua kabar gembira karena ada ada penumpang murah hati memberi tip dan topik lainnya, tapi tidak ada yang mengeluh tentang jaringan atau aplikasi sedang bermasalah.

Saat itulah handphoneku berbunyi, penanda ada orderan dari pelanggan yang masuk. Namanya ... Lestari.

Jantungku rasanya berdetak lebih kencang.

Dari nama sepertinya orangnya cantik dan baik. Lestari ini adalah pelanggan pertama, jadi dia akan memiliki senyum pertamaku hari ini. Apakah itu artinya dia itulah cinta sejatiku? 

"Sesuai titik pak ya"

Lestari mengirimkan chat via aplikasi. Aku tersadar sudah melamun terlalu lama. Tempatnya menunggu di depan sebuah minimarket, tidak jauh dari sini. Aku pun mengirim pesan balasan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun