Tenggorokanku tercekat. Masih pantaskah aku untuknya?
"Aluna?"
"Aluna?"
"Aluna?"
"Aluna?"
"Aluna?"
Suara panggilan Mas Bayu terdengar semakin jauh.
"Mas Bayuu....??!!"
***
Aku membuka mata dan merasakan jantungku berdegup kesetanan.
Sekali lagi aku terkejut. Mas Bayu rupanya benar-benar hadir di sini. Hanya saja ... wajahnya lebih tirus dan gurat-gurat lelah nampak di sana.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!