Ibarat rumah tangga, setiap organisasi atau perusahaan memiliki informasi-informasi internal yang tidak perlu diketahui oleh pihak luar karena memang tidak relevan untuk diketahui atau karena terkait dengan hidup matinya organisasi atau perusahaan tersebut.Â
Informasi ini misalnya basis data pelanggan dan supplier, latar belakang karyawan, formula/bahan baku, sistem informasi yang digunakan, kebijakan-kebijakan strategis, kondisi keuangan dan sebagainya.
Makanya banyak perusahaan yang memasukan frase "menjaga kerahasiaan" ke dalam kode etik dan aturan-aturan kepegawaian lainnya untuk mengikat karyawan mereka. Jadi tidak usah heran jika pimpinan marah besar untuk urusan yang satu ini.
Bahkan bukan hanya informasi-informasi besar, hal-hal yang kita anggap remeh seperti kondisi kantor yang tidak menyenangkan, masalah dengan rekan kerja pun sebaiknya jangan diumbar begitu saja di media sosial kita, jika tidak ingin pimpinan uring-uringan.
Kesalahan Berulang
Kesalahan kecil yang terjadi sekali atau dua kali mungkin masih bisa mendapat dispensasi, apalagi kalau pimpinan kita adalah seorang yang baik hati dan memberi banyak kesempatan untuk memperbaiki kinerja bawahannya. Tapi setiap orang pasti memiliki batas kesabaran.Â
Untuk seorang pimpinan, itu bisa terjadi kalau bawahannya melakukan kesalahan yang sama berulang-ulang kali.
Selain itu, kesalahan berulang juga bisa menjadi salah satu indikasi kita tidak serius dalam pekerjaan kita. Seorang pemimpin yang baik tahu dengan pasti, membiarkan seorang yang tidak serius dalam pekerjaannya dengan melakukan kesalahan yang sama berulang kali dapat membawa pengaruh buruk bagi rekan-rekan kerja yang lain.
Konflik dengan Rekan Kerja
Dalam relasi inter-personal, termasuk relasi di tempat kerja, konflik adalah sesuatu yang wajar terjadi karena setiap manusia memiliki peta pikiran yang berbeda-beda. Seorang pemimpin bertugas mengelola konflik ini sehingga tidak membesar dan menimbulkan hal-hal yang dapat merugikan organisasi.
Namun seringkali pengelolaan konflik ini tidak berjalan mulus jika mereka yang terlibat konflik sama-sama tidak mau menurunkan egoisme dan tidak mendengarkan arahan pimpinannya. Apalagi jika konflik tersebut sudah mengarah kepada perkelahian fisik.Â