Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Ketika Mobil Harus Diderek

5 April 2018   21:50 Diperbarui: 5 April 2018   22:34 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari http://www.mobilku.org/

"Iya, pak," sahutku.

"Maaf, pak. Bapak sudah melakukan pelanggaran. Tidak boleh parkir di sepanjang jalan ini. Jadi mobilnya harus kami derek."

Aku pun pasang wajah memelas, "Pak, jangan dong, pak. Saya kan nggak tahu. Kita damai saja pak, ya."

Bapak petugas menggeleng dengan tegas. "Minta maaf, pak. Kami harus menjalankan tugas kami," sahutnya.

"Pak, jangan pak. Saya... saya harus segera sampai ke kantor, ada meeting sama klien galak. Tapi ini klien besar, pak. Kalau sampai terlambat dan meeting berantakan, masa depan karir saya bisa tamat. Pak, please pak, ya."

Tapi bapak petugas bergeming. Rekannya di belakang pun sedang menulis sesuatu pada buku ekspedisinya. Merasa jurus pertama tidak manjur, aku langsung mengubah ekspresi.

"Pak!" aku mengeraskan dan menegaskan intonasi. Bapak petugas dihadapanku sedikit terkejut.

"Kalau nggak mau damai, saya lapor sama om saya loh, pimpinan bapak!"

Bapak petugas terkejut lagi, "Maksud bapak?" tanyanya. Kawannya di belakang juga menghentikan aktivitasnya sejenak.

"Saya keponakannya Pak Haji Bayu Surono, pak!"

Untung tadi sempat googling kilat untuk mencari siapa nama Kadishub kota madya, dan menemukan nama itu pada salah satu artikel. Dan sepertinya jurus kedua ini berhasil. Bapak petugas di depanku langsung mundur beberapa langkah dan berbisik-bisik dengan petugas yang lain. Entah apa yang mereka perbincangkan, kawan bapak itu menggeleng lalu mengangguk-angguk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun