Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Ketika Mobil Harus Diderek

5 April 2018   21:50 Diperbarui: 5 April 2018   22:34 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari http://www.mobilku.org/

Dari dalam mobil yang melaju, papan-papan rambu sepanjang Jalan Seroja seperti atlit lari yang sedang berlaga saja nampaknya. Tapi aku tidak terlalu memberi perhatian pada papan-papan rambu itu. Konsentrasiku nyaris 100% pada kerongkongan yang kering minta diisi air, jadi pandangan mata keluar jendela mobil hanya mencari toko atau warung atau kadang-kadang ada gerobak penjual dagangan terdekat.

Sudah hampir setengah jalan dilewati, hasilnya nihil. Eh, di sebelah kanan ada ibu-ibu setengah baya penjaja minuman ringan di bawah payung tenda. Refleks, aku memelankan laju mobil sembari memuntir setir berlawanan dengan arah jarum jam.

Penjual minuman ringan itu sudah aku lewati sekitar dua puluhan meter. Tidak terlalu jauh, sih. Jadi aku keluar dari mobil dan menyeberang jalan cepat-cepat agar tidak terlalu lama terpanggang matahari.

Tidak sampai lima menit kemudian, aku sudah menghabiskan setengah isi botol softdrink dingin di sisi lapak penjaja minuman. Ah, lega rasanya. Apalagi di sekitar sini cukup teduh karena terlindung pepohonan. Mumpung sedang jeda sejenak, aku mengeluarkan handphone dan meninjau pesan-pesan masuk yang belum terbaca.

"Mas," sapa ibu penjaja minuman. "Itu mobilnya, ya?" tunjuknya ke arah seberang jalan.

Pandanganku pun mengikuti arah telunjuknya dan...

...terkejut!

"Iya, bu! Makasih, ya. Eh, uangnya..." aku buru-buru mengeluarkan dompet dan mengais satu lembar dua puluhan ribu dari dalam lalu menyerahkannya kepada si ibu. "Kembaliannya simpan saja, bu."

Sel-sel otakku bergerak cepat. Pada layar handphone aku mengetik satu dua keyword untuk mencari sesuatu di dunia maya, lalu segera berlari menyeberang jalan ke arah terios hitam yang sedang dikepung dua petugas Dishub. Mobil derek sudah siap sedia di depannya.

"Ada apa ini, pak?" tanyaku begitu menghampiri salah satu petugas. Dari antara keduanya, petugas ini yang nampak lebih tua. Pandangannya dingin, dan ada bekas sayatan di pipi sebelah kiri. Waduh, salah pilih orang nampaknya.

"Mobil bapak, ya?" dia balas bertanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun