Tapi tunggu dulu. Kok, disampingnya ada cowok lain? Mereka sedang memandangi sesuatu di layar HP si cowok. Sesekali Mayang menunjuk-nunjuk. Yang bikin tidak enak perasaan itu mereka berdua terlihat mesra sekali.
Udin pun bergegas masuk ke kelas dan menghampiri Mayang. Tapi dia pasang muka dingin ke arah si cowok.
Maya terkejut setengah hidup melihat kedatangan Udin yang tiba-tiba itu.
"Say, sudah selesai kuliah kan?" tanya Udin cepat. Dalam sekejab senyum cerahnya terlihat lagi.
Mayang terkejut lagi dengan panggilan "Say" dari Udin itu, namun dia tetap mengangguk, "...tapi---"
"Yuk, nonton Surat Cinta untuk Karlos. Abang yang bayar."
Maya terlihat bingung. Tapi si cowok langsung menyambar, "Ini, kami lagi pesan tiket-nya, online."
"Siapa lu?" sahut Udin jengkel.
"Ini... ini Tom, Bang. Temen Mayang. Sori yaa, dia tadi ngajak duluan."
"Tapi... kamu kan pacar aku, Say. Mestinya aku yang lebih berhak."
"Haaah?!" Mayang dan temannya tambah kaget lagi. Tapi dalam tempo dua detik, mata Mayang membulat pertanda baru menemukan sebuah fakta yang hilang di antara sel-sel otaknya. Dia kini berdiri menjajari Udin.