Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Garis Batas

5 Desember 2017   23:22 Diperbarui: 6 Desember 2017   00:27 791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat hatimu benar-benar berada di garis batas
antara hitam dan putih
gelap dan terang
pahit dan manis kehidupan
kamu mungkin tak bisa mencintai lagi.

Kamu mungkin beroleh kebijaksanaan sejati
dan mencapai puncak perjalanan spiritualmu
tapi kamu mungkin tak bisa mencintai lagi.

Kamu mungkin bisa mengurai warna biru dari langit
menarik warna hijau dari dedaunan
memisahkan penawar dari racunnya
tapi kamu mungkin tak bisa mencintai lagi.

Karena cinta adalah keberpihakan
kepada hitam maupun putih
gelap maupun terang
pahit maupun manis kehidupan

Karena lawan dari cinta bukanlah benci
keduanya adalah saudara serahim
yang hanya dipisahkan selaput tipis.

Lawan dari cinta adalah abai.
Bahkan Tuhan pun melarang orang baik yang mencintainya
untuk membenci
pada orang jahat
bahkan setan sekalipun.

Makanya aku lebih memilih jadi bajingan
yang membenci Tuhan
agar esok hari rasa benciku berubah jadi cinta
siapa tahu.

Makanya aku lebih memilih jadi orang bodoh
agar masih bisa mencintai pengetahuan
atau jadi cendekiawan
agar masih bisa mencintai kekurangpengetahuan

Saat hatimu benar-benar berada di garis batas
mungkin jantungmu tidak bisa berdenyut lagi

karena sejatinya manusia adalah cinta, bukan?

---

Kota Daeng, 212 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun