Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bila Video Dewasa Nyasar di Grup

26 Oktober 2017   21:25 Diperbarui: 26 Oktober 2017   21:48 3537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari www.ecenglish.com

Matahari sore sudah hampir menghilang di balik gedung-gedung pencakar langit. Di antara metropolitan yang sedang bersolek menyambut malam, Bejo menyusuri gang-gang sempit dengan sepeda motornya. Tujuannya rumah, tempat mengistirahatkan jiwa dan raga sejenak setelah mencicipi kerasnya kehidupan Ibu Kota sebagai driver ojek online seharian ini.

Setelah sampai di rumah, semerbak kopi hitam yang masih mengepul buatan istri tercinta sudah menemaninya di teras rumah kontrakan mereka. Jaket ojek online kini berganti dengan singlet dan celana selutut berwarna merah pudar. Aroma ikan asin menguar samar-samar, tapi Bejo enggan mengusik dunia sang istri di dapur. Jadi seperti biasa usai "dinas", dia memilih mengambil posisi uenak di atas kursi rotan sambil membuka dunia lain di balik layar handphone-nya.

Tujuan pertamanya adalah grup whatsapp komunitas teman-teman seperantauan. Di grup itu dia nyaris selalu menemukan obrolan-obrolan aktual dan menarik yang sekejab bisa mengusir penat dari kepala. Jika nasib itu diukur hanya dari besar kecilnya pendapatan, memang dari dua puluhan orang penghuni grup, hanya dia seorang yang bernasib kurang beruntung. Teman yang lain ada yang berprofesi sebagai lawyer, sales eksekutif, apoteker, karyawan perusahaan bonafide dan sederet profesional lainnya. Rata-rata kawan-kawannya adalah orang berpendidikan yang berhasil menjadi orang di perantauan. Beda halnya dengan dirinya yang semasa sekolah dulu lebih banyak menghabiskan waktu di jalanan daripada di dalam kelas.

Tapi dalam percakapan baik saat kopi darat maupun online seperti di grup, semua anggota grup setara. Malah seringkali obrolan Bejo mendapat tempat tersendiri berhubung dialah kawan yang sejak sekolah sudah mengecap manis pahitnya kehidupan di lapangan dan jalanan.

Kening Bejo berkerut, sudah ada notifikasi puluhan chatyang dilewatkannya.

Wah, padahal grup baru aku tinggal sekitar satu jam. Pasti ada trending topik, batinnya.

Bejo pun membuka satu per satu percakapan yang ditinggalkan.

Woalah, ternyata penyebabnya adalah salah satu teman memosting video berdurasi 5 menit. Video itu berisi adegan dewasa seorang mahasiswi dan pacarnya yang memang sedang viral saat ini.

Bejo tersenyum sendiri membaca komentar demi komentar di bawah video tersebut. Ada yang heran darimana si kawan mendapat file asli videonya, lalu yang lain menimpali jangan-jangan kawan tersebut memang dibayar sebagai tukang syuting-nya.

Yang tidak kalah lucu adalah komentar-komentar berikutnya. Misalnya komentar ini,

Kelihatannya sih direkam pakai kamera HP, tapi dari gambarnya yang jernih dan tajam bisa dipastikan resolusi kameranya tinggi.

Itu komentar Gian, seorang teknisi handphone. Lalu ada komentar

Berani amat ya bocah-bocah jaman now. Tapi serius, kalau ketemu, aku pengen jadi produser mereka. Filmnya lalu dijual online. Buat yang mau, dikasih harga bagus. Tul gak? Wkwkwk

Nah, yang ini komentar Jo, seorang sales eksekutif asuransi jiwa. Yang lain langsungngakak, disambung dengan komentar ini

Aku bantu urus copyrightnya ya, bro?

Ini komentar Nessa, Pengacara. Lalu setelah beberapa komentar kemudian,

Mereka sudah kena pengaruh budaya kebarat-baratan yang kebablasan. Kalau lihat kayak gini, aku suka gemas sama orang tua anak-anak ini...

Nah, ini komentar Ghea yang memang penggiat pemberdayaan perempuan.

Setelah beberapa saat lamanya tidak ada lagi yang memberi komentar. Bejo pun mulai mengetik huruf demi huruf menjadi kata demi kata sambil terus tersenyum

Kalian memang pinter tapi pikiran kalian itu jadi kaku gara-gara kesibukan yang monoton. Kalau nonton film itu ya dinikmati filmnya dong. Jangan dinikmati kameranya lah, hukumnya lah, prospek bisnisnya lah. Tahu gak, tadinya aku mau mau download videonya, tapi gak jadi gara-gara baca komentar kalian. Jadinya malah garing.

Beberapa saat hening, lalu satu persatu balasan masuk. Ghea memajang emoticonsenyum dan malaikat, diikuti komentar Gian.

Bro, serius belum download filmnya?

Serius!

canda Bejo.

Eh, padahal ceweknya cantik loh, komentar Jo.

Iya, bodynya juga mantap, sambung Gian.

Huuuu... ta' lapor mamanya Vera kamu, Gi

sambung Nessa

Yang lain pasang emotion ngakak.

Nah, gitu dong. Sesekali buka kacamata kuda kalian, balas Bejo lagi.

Kembali ke topik, Bro. Jangan-jangan kuota kamu sudah megap-megap, aku bagi pulsa deh. Mumpung tadi ada klien yang berbaik hati.

komentar Nessa

Yess, yang lain jangan cemburu ya.

 Sambung Bejo sambil bersyukur karena memiliki kawan-kawan yang baik hati. Sementara itu metropolitan telah menuntaskan dandanan malamnya. Bintang-bintang satu demi satu pun bermunculan di langit.

---

pertama kali ditayangkan di blog planet-fiksi.blogspot.co.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun