Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Rambu Jalan

3 Agustus 2017   21:48 Diperbarui: 9 Agustus 2017   12:37 1048
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari http://otomotif.kompas.com/

Rambu-rambu adalah benda mati

kita yang memberi mereka separuh jiwa 

dengan menaruh separuh hati

atau lepehan sumpah serapah.

Tidak jarang mereka yang memberi 

nyawa tambahan saat kita butuhkan

lewat jalan separuh hati

atau lepehan sumpah serapah.

Seringkali kita salah memilih

jalan ke rumah arah kanan

tapi kita mencari rambu belok kiri

lalu memuntir setir ke kiri tenang

kita mengikuti rambu yang kita inginkan 

bukan rambu yang kita butuhkan.

Setiba di ujung perjalanan yang tak sesuai harapan

kita pun memaki pembuat jalan

pemasang rambu jalan

bahkan Tuhan.

Bukan

bukan kita tak bisa membaca 

atau menerjemahkan tanda-tanda

hanya belum siap membunuh sebagian diri kita

Bukankah rambu-rambu adalah benda mati

sampai kita memberi mereka separuh jiwa

agar separuhnya lagi 

sampai ke ujung perjalanan yang diharapkan.

---

kota daeng, 3 Agustus 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun