Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Menyelamatkan Rp 40.000

19 Januari 2017   18:48 Diperbarui: 19 Januari 2017   19:05 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang menyerobot antrian tanpa malu-malu lagi, karena pemikiran yang dangkal: antrian hanya urut-urutan saja. Jadi tidak apa kalau ibu-ibu melabrak antrian, karena kalau kelamaan menunggu kasihan anak-anak, belum ada yang masak. Padahal lebih dari siapa cepat siapa dapat, antrian adalah bentuk penghargaan kita kepada waktu, salah satu sumber daya yang masih kita miliki. Orang yang paling banyak mengorbankan waktunya selayaknyalah diberi tempat paling depan di banding yang lain. Antrian adalah wujud toleransi. Karena untuk kesempatan yang sama ada orang yang yang memberikan pengorbanan lebih besar.

Itu baru hal yang terkait budaya dalam masyarakat. Kita belum bicara peraturan yang lebih mengikat yang memang “hadir” karena sesuatu yang penting.

Peraturan memakai helm saat berkendara motor sebenarnya untuk menjaga si pengendara sendiri. Apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, organ vitalnya (kepala) dapat dijaga dengan adanya helm. Tapi orang yang mindset-nya dangkal hanya berpikir pada sanksi-nya saja. Jadi, memakai helm pun hanya dilakoni kalau ada Polisi di jalan. Tidak ada Polisi, tidak usah pakai helm.

Jadi menyelamatkan Rp40.000 itu adalah mindset reward and punishment. Tidak salah, tapi akan lebih baik jika berpikir untuk meningkatkan kedisiplinan dan tidak terlambat lagi. Begitu juga dengan budaya antri atau peraturan-peraturan lain di sekitar kita. (PG)

----

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun