Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tiga Simbol Terakhir

15 Januari 2017   20:46 Diperbarui: 15 Januari 2017   21:57 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kami diam dalam malam yang sembunyi di bawah pekuburan.

Di atas altar ada dua gelas berisi kematian

sayangnya kami bertiga saat ini

keadilan harus memilih dua di antara kami.

.

Mereka berdua kembar identik dan aku sendiri.

Bisa saja mereka mendahului

tapi keadilan

dalam rupa si tua penjaga makam yang berjalan tertatih-tatih

memanggul tumpukan kunci kamar-kamar rahasia

pasti tidak akan senang.

.

Dia datang untuk memastikan dua dari antara tiga

kami

dipilih dengan adil

.

Dia lalu menyuruh kami menanggalkan pakaian, perhiasan, topeng

dan badan kami

menyisakan simbol terakhir yang jadi jiwa kehidupan kami.

.

Aku menatap kedua saudaraku

mereka telah menanggalkan segalanya

menyisakan jiwa mereka

.

1

.

Keadilan menatapku dingin.

Aku sebenarnya tidak pernah menginginkan isi gelas itu.

Jadi aku berlari meninggalkan dasar antah berantah ini

.

“Takdir telah tertulis!”serunya

“Tinggalkan jiwamu agar kehidupan yang lain terus berjalan.”

Aku menanggalkan segalanya

menyisakan jiwaku.

.

6

dan tersadar begitu menyerahkan simbol terakhir aku tak bisa kemana-mana lagi.

.

Keadilan tertawa penuh kemenangan

lalu meletakkan gelas ketiga di atas altar.

Gelas itu juga berisi kematian.

---



kota daeng 151 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun