Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan Kali Ini Tidak Akan Melukaimu

3 Oktober 2016   17:47 Diperbarui: 3 Oktober 2016   17:59 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari www.123rf.com

Hujan kali ini tidak akan melukaimu, Sayang

tidak seperti musim lalu

saat asa dan mimpi-mimpi pupus bersama aliran air

air mata berderai-derai

diri terbakar emosi

serta salam penghabisan mengantarku meninggalkanmu dan payung hitam itu.

.

Hujan kali ini tidak akan melukaimu, Sayang

dia tidak membawa belati yang pernah ditancapkan di jantungmu dan jantungku

saat komitmen dan janji luntur bersama aliran air

lalu kita menyalahkan langit yang terus mengguyur bumi

padahal kita sedang mengobarkan api.

.

Lihat, dia ikut meminta maaf lewat tarian-tariannya

bulir-bulirnya deras menetak bumi mengukir aksara sesal

bulir-bulir yang sama menjejak wajahmu dan wajahku.

Air mata berderai-derai

tapi kali ini kita memadamkan api dengan air mata itu.

.

Hujan kali ini memenuhi undanganku

dia hadir untuk bersaksi

kalau aku tidak bisa hidup tanpamu, Sayang.

.

Hukumlah aku sesukamu

tapi jangan pernah lagi pergi dari kehidupanku.

Kita pernah terjebak egosentris

karena kita masih manusia

tapi aku yakinkan semua dosa masa lalu kita akan kuluruhkan dalam pelukan ini

lalu akan kubuang jauh

bersama aliran air.

.

Hujan kali ini tidak akan melukaimu, Sayang

dia membawa cinta yang telah menemukan jalannya kembali

Seperti hujan yang jatuh dari awan, menyapa daratan, melebur bersama sungai dan berakhir ke samudra raya.

.

Hujan kali ini...

aku tidak akan melepasmu lagi.

---



kota daeng, 3 Oktober 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun