padahal kita sedang mengobarkan api.
.
Lihat, dia ikut meminta maaf lewat tarian-tariannya
bulir-bulirnya deras menetak bumi mengukir aksara sesal
bulir-bulir yang sama menjejak wajahmu dan wajahku.
Air mata berderai-derai
tapi kali ini kita memadamkan api dengan air mata itu.
.
Hujan kali ini memenuhi undanganku
dia hadir untuk bersaksi
kalau aku tidak bisa hidup tanpamu, Sayang.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!