Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Teleporter

12 Juli 2016   21:32 Diperbarui: 12 Juli 2016   21:37 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat muncul kembali kamarnya,  Zeta menemukan buku-bukunya kembali berserakan di bawah lemari. Masih tersisa aroma melati yang lembut di sudut-sudut kamar. Dia menggelengkan kepala pelan sambil tersenyum. Gadis misterius itu kembali ke kamarnya. Zeta harus mengakui kegigihan buruannya. Tapi walaupun gadis itu juga seorang teleporter, dia pasti pergi tanpa hasil lagi.

Laptop di atas meja masih menyala, sehingga dia mengurungkan niat membereskan serakan buku-buku dan langsung menghampiri laptopnya. Tapi kertas panjang di atas laptop lebih mengusik perhatiannya. Tulisannya tadi kini disusul dengan tulisan lain lagi, bertinta merah, kali ini lebih panjang. Zeta mengernyitkan kening saat membacanya.

Tak perlu. Tahukah kamu, caramu menyusun buku-buku di lemari telah membantuku menemukan buku Penjaga Semesta itu? Terima kasih, Z. Aku telah menemukannya. Aku tidak bisa memberi banyak padamu, aku hanya meninggalkan jejak terakhir di antara buku-bukumu. Salam, Q.

Zeta terlihat bingung. Apa yang dimaksud dengan Aku telah menemukannya? Bukankah buku itu masih ada bersamanya.

Dia lalu mengeluarkan buku bersampul kayu cendana dari dalam tasnya. Ya, buku itu masih ada. Zeta menyipitkan matanya. Memang buku itu terasa lebih ringan. Dia pun membuka halaman demi halaman dan… terkejut.

Buku itu ternyata kosong melompong.

Hanya ada satu kemungkinan. Gadis itu memang berhasil menemukannya dan menukarnya dengan buku yang palsu sebelum Zeta menyadarinya.

Zeta pun merasakan hawa amarah memenuhi kepalanya. Dia telah dipecundangi gadis buruannya itu. Gadis itu berhasil mencuri buku Penjaga Semesta-nya dan sepertinya juga telah mengetahui namanya. Padahal Zeta sendiri, jangankan melihat rupa si gadis misterius, namanya pun tidak dikenalnya. Mungkin satu-satunya petunjuk yang ditinggalkan gadis itu adalah Q. Namanya berinisial Q.

Tapi anehnya, Zeta masih bisa tersenyum. Saat hendak merapikan kembali buku-buku yang berserakan, dia kembali teringat dengan tulisan terakhir dari gadis misteriusnya. Buku-buku itu pun tidak disentuhnya melainkan dipandanginya dengan cermat. Memang rupanya buku-buku itu tidak berserakan begitu saja, tetapi membentuk sebuah pola. Itu lebih mirip sebuah angka…

Angka 4.

Tapi apa artinya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun