Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

[Basalto Terakhir] Sayap-sayap Patah

17 Juni 2016   18:10 Diperbarui: 17 Juni 2016   18:14 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelihatannya Ametys masih akan mengeluarkan serangan berikutnya. Tetapi melihat Basalto sudah kepayahan, dia mengurungkan niatnya. Dia pun menurunkan tongkat sihirnya.

Perhatiannya kembali beralih kepada pertempuran di depannya. Dia lalu mengambil ancang-ancang dan kembali melepaskan sihir badai kosmis untuk menghempaskan para prajurit. Untuk sementara sihir itu dapat menahan perlawanan para prajurit.

“Huria, kirim aku ke sana!” Ametys menunjuk puncak istana Basalto. Ruby pun mengangguk lalu mengarahkan tangannya ke tubuh Ametys. Selubung sihir berwarna biru menyala pun menyelimuti tubuh Ametys. Sesaat kemudian, dia lenyap dari tempat itu.

Ametys muncul kembali sekitar empat langkah di hadapan Basalto. Pemimpin kerajaan kaum sihir di barat Gopalagos itu masih tertunduk dengan napas yang lemah.

“Maafkan aku, Thores. Aku harus menghentikanmu. Tadi aku lihat, kamu benar-benar berniat membunuh Kesha.”

Basalto mendongakkan kepalanya perlahan dan memperlihatkan tatapan tajam ke arah Ametys. Basalto benar-benar marah. Ametys terkejut. Aura sihir Basalto yang tadinya sudah sangat lemah tiba-tiba membesar kembali. Dalam sekejab, seluruh tubuh Basalto seperti dipenuhi api lalu api tersebut melesat ke arah Ametys dalam rupa seekor harimau yang meloncat secepat laju anak panah.

Bahkan dalam keadaan sekritis itu, Basalto masih bisa memberi serangan mematikan untuk lawan-lawannya.

Ametys dalam posisi terbuka dan benar-benar tidak siap dengan serangan itu, sehingga ketika harimau api menerjang tubuhnya dia tidak bisa berbuat banyak lagi. Dia pun terlontar ke angkasa sambil meringis kesakitan.

Ruby yang sedang berjibaku terkejut. Dia merasakan aura Ametys tiba-tiba meredup. Dia pun berbalik dan segera berlari meninggalkan arena pertempurannya. Dia masih sempat melihat tubuh Ametys yang setengahnya diselimuti api terlempar dari hadapan Basalto. Untunglah Ametys terlempar ke balkon bangunan istana yang lain.

Tapi dia tahu tetap saja serangan itu akan berakibat fatal untuk Ametys.

Ruby pun berlari sambil berteriak penuh amarah. Dia menghimpun segenap energi dan melesatkan satu serangan ke arah Basalto. Sebenarnya jaraknya kedua penyihir itu cukup jauh sehingga serangan Ruby kemungkinan besar berdampak kecil jika mengenai Basalto, atau Basalto dapat menangkisnya dengan mudah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun