Basalto tetap berdiri terpaku di puncak istananya. Seluruh pakaiannya hitam legam. Beberapa bagian koyak menyingkapkan kulit yang juga termakan api. Dada, lengan dan lututnya terlihat jelas.
Emerald menarik napas. Basalto masih hidup. Untuk penyihir berilmu biasa-biasa saja, serangan seperti itu pasti sudah mendatangkan maut. Tetapi penyihir seperti Basalto memang memiliki pertahanan luar biasa.
Tubuh Basalto nampak bergetar. Pertahanan sihir yang tadi dikerahkannya benar-benar menyita energi yang besar. Tapi mungkin dia juga sedang menahan amarah saat ini.
Saat itu Ur kembali bermanuver dan melaju ke arah Basalto.
“Kali ini kamu harus lebih percaya diri, Ur. Ayo seraaang!”
Merasakan semangat tuannya, Ur berteriak nyaring ke angkasa. Emerald kembali menempelkan tangannya ke leher Ur.
Basalto nampak lebih siap. Dia sedang merapal sebuah mantra untuk menyambut serangan Ur. Dengan sisa-sisa tenaganya dia pun menyentakkan tongkat sihirnya ke arah datangnya Ur, lalu melesatlah puluhan bola api berwarna biru terang menyerbu Emerald dan naganya.
Emerald terkejut, tidak mengira Basalto akan melepaskan serangan dari jauh. Dia pun mengurungkan mantranya lalu mengambil posisi untuk menangkal sihir Basalto dengan membentuk perisai sihir di depan Ur, kendati tanpa tongkat sihir. Kehilangan tongkat sihir membuat dia kurang mampu memfokuskan energi sihirnya sehingga sedikit kesulitan menangkis serangan-serangan Basalto.
----
(bersambung)