Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

[Basalto Terakhir] Basalto vs Emerald

15 Juni 2016   18:13 Diperbarui: 15 Juni 2016   18:32 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi kali ini Emerald nampak lebih unggul. Basalto pun melemparkan karung berisi emas hitam begitu saja di atas lantai. Lalu dengan tangan kirinya dia menahan tongkat sihir agar tenaga tetap maksimal. Sekali lagi, Basalto berbalik unggul.

Sebelum sihir Basalto melaju lebih deras, Emerald kembali membelokkan sihir itu sehingga menghantam salah satu permukaan dinding ruangan dengan keras. Ruangan itu kembali bergetar hebat sesaat. 

Basalto menghembuskan napas kesal sekaligus merasa geram. Sejak tadi serangan-serangan sihirnya selalu bisa dipatahkan Emerald. Sebuah ide jahat melintas di kepalanya dengan cepat.

Basalto pun mengarahkan tongkatnya ke tubuh Emerald. Mulutnya berkomat-kamit. Selubung sihir berwarna biru seketika itu mengelilingi tubuh Emerald. Emerald terkejut. Dia merasa tubuhnya mendadak menjadi ringan. Basalto sedang membacakan mantra untuk sihir pemindahan, persis seperti yang dilakukannya di istana tadi. Basalto ingin menyingkirkan Emerald dari ruangan itu ke tempat lain. Tempat lain itu bisa jadi di mana saja di sekitar padepokan yang bisa mengancam keselematannya.

 Untunglah pikiran Emerald bergerak cepat. Dia cepat-cepat mengarahkan tangannya ke tubuh Basalto. Selubung sihir serupa dalam sekejab melingkupi tubuh Basalto. Dengan sihir itu dia mengunci Basalto, sehingga kemanapun Basalto mengirimnya, Basalto juga akan ikut bersamanya.

Basalto pun terkejut dengan aksi tak terduga Emerald itu. Sesaat kemudian mereka berdua hilang tak berbekas dari ruangan itu.

Lalu muncul tiba-tiba di atas bubungan atap, puncak istana Basalto. Emerald bergidik memandang keadaan di sekitarnya. Angin saat itu sedang berhembus kencang. Sementara titiannya hanya selebar dua telapak kaki orang dewasa.

"Aku harap kamu sudah memperdalam ilmu meringankan diri."

Basalto tersenyum licik. Sementara itu Emerald terus berusaha menjaga keseimbangannya. Dia harus menjaga agar telapak kakinya tetap memijak dengan mantap bubungan atap sekaligus melawan kuatnya dorongan angin yang bertiup di bawah langit mendung. Sekalipun dia seorang penunggang naga yang tangguh, dari antara mereka berempat, memang Emerald-lah yang memiliki ilmu meringankan diri paling buruk.

"Bedebah, Thores!"

Basalto tersenyum lagi lalu membisikkan sesuatu pada angin yang melintas. Tiba-tiba arah angin di sekitar situ berubah dan menukik tajam ke arah Emerald. Dia terkejut. Saat mencoba menahan gempuran angin itu kaki belakangnya terpeleset sehingga dia terhuyung dan... terjatuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun