Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

[Basalto Terakhir] Sisi Lain Basalto

1 Juni 2016   19:01 Diperbarui: 1 Juni 2016   19:07 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari:nl.123rf.com

Ruby mendekati Basalto.

“Kata-kata Kesha benar. Sihir hitam ini tidak ada gunanya untuk ditelisik, Kawan. Sebaiknya kita singkirkan saja. Jika masih ada di sini, mendiang Guru juga pasti akan berpikir demikian.”

Basalto merasa kepalanya memanas, mungkin karena terus bersitegang dengan ketiga kawannya itu.

“Kalau begitu, Guru memiliki paling tidak tiga kesalahan. Membiarkan emas hitam ini terkubur di tanah milik keluarganya, lalu memberikannya kepada kerajaan Amenthop dan terakhir, menyimpan peta lokasi emas hitam itu,” ucapnya.

“Kami akan memberitahumu sebuah rahasia kecil…” Emerald buka suara kembali. Suaranya terdengar begitu tenang. “…tentang bagaimana pandangan guru tentangmu, Thores. Setahun yang lalu, dia datang kepadaku, kepada Basaman dan Huria lalu mengatakan sesuatu.”

Ametys menatap Emerald. Perintah untuk tidak melanjutkan ucapan itu tersirat dari tatapannya, tetapi Emerald terlihat tetap ingin melanjutkan ucapannya. Basalto juga terlihat penasaran.

“Guru berpesan agar jika terjadi apa-apa kami harus terus mengawasimu. Guru takut suatu saat keahlian dan obsesimu bisa jadi pemicu pergolakan di antara kaum sihir. Dan sepertinya ketakutan Guru semakin menjadi kenyataan di sini, hari ini…”

Basalto menunduk. Dia terlihat berusaha menahan emosinya. Tetapi dia merasa kepalanya juga semakin panas. Dia lalu terkejut karena merasa tiba-tiba sebuah kekuatan berhasil menembus pikirannya. Dia pun menatap Ruby.

“Apa yang kamu lakukan?” serunya.

“Maaf, Thores. Aku harus berusaha sebisa mungkin menembus pikiranmu.” Ruby kini terlihat sama marahnya dengan Basalto.

“Katakan!” serunya. “Apa yang kamu perbuat terhadap Guru!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun