Tapi sesuatu tiba-tiba mengusik perhatiannya. Bukan angin kencang yang mengguncang-guncang daun jendela sejak tadi, bukan juga langit yang terus menerus mendung. Dia merasa ada kekuatan sihir besar yang muncul tiba-tiba.
Bersamaan dengan itu, muncul bayangan besar dan cepat dari angkasa. Seekor naga dan penunggangnya. Naga itu memamerkan suara besarnya saat hendak melakukan pendaratan di halaman depan istana Basalto. Para prajurit yang berjaga sudah bersiap-siap, tetapi begitu naga itu mendarat dan penunggangnya turun menghampiri, mereka memberi hormat takzim.
"Selamat datang, Ratu." Mereka memberi salam pada Emerald, pemimpin kerajaan sihir di Selatan Gopalagos. Pakaian kebesaran masih dikenakannya dengan lengkap. Tongkat sihir juga siap sedia di tangannya.
Emerald membalas salam mereka, lalu tanpa banyak basa-basi menanyai salah satu prajurit.
"Raja kalian ada di istana?"
"Benar, Ratu. Salah satu prajurit sedang memberitahunya tentang kedatangan Ratu saat ini."
"Apa yang terjadi di tempat ini? Mengapa ada hawa jahat yang benar-benar kuat?”
Prajurit yang ditanyai menunduk dan nampak ragu menjawabnya.
"Wah, kamu tidak bilang-bilang kalau hendak berkunjung." Basalto telah muncul di ambang pintu utama istana.
"Aku tidak sedang berjalan-jalan. Dan demi Dewa, katakan apa yang sedang terjadi di sini?"
Basalto tersenyum penuh makna.