Koperasi yang tidak menghayati business model sejatinya juga bisa terlihat dari tingkat partisipasi anggota yang minim. Anggota kurang memahami perannya sebagai pemilik dan pengguna jasa sehingga cenderung pasif. Ini bisa menjadi celah bagi pengurus yang berniat menyelewengkan keuangan koperasi.
Ada juga pengurus koperasi yang hanya menunggu gelontoran dana dari pihak ketiga saja ketimbang berusaha berpikir strategis untuk menggerakkan partisipasi anggota.
Banyak lagi penyebab-penyebab lain jatuhnya sebuah koperasi (baca juga: Agar Koperasi Kredit Tidak Jadi Almarhum), namun resiko paling besar berawal dari tidak dipraktekkannya semangat cooperative dalam sebuah koperasi.
Kesimpulan
Jadi kesimpulannya, setiap entitas usaha pasti punya business model yang akan membedakannya dengan entitas lain bahkan juga yang bergerak pada bidang usaha yang sama. Dalam sharing economy, business model menjadi begitu penting karena sangat menentukan bagaimana aktivitas sharing ini dapat memberikan benefit yang sesuai bagi penyedia produk maupun bagi pelanggannya.
Koperasi sendiri merupakan sebuah entitas yang dilandasi oleh semangat cooperative. Dan jika merujuk kepada konsep sharing economy itu sendiri, semangat inilah yang seharusnya menjadi business model sebuah koperasi. (PG)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H