Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Bulan Motivasi RTC] Kepada Luka-luka

21 Mei 2016   17:30 Diperbarui: 21 Mei 2016   18:28 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari: dokumentasi Rumpies The Club

Bayu terdiam. Anya sama sekali tidak memberi ruang kesempatan untuknya. Dia terus mencoba memasang tembok tebal dalam hatinya, untuk saat ini. Dan entah sampai kapan.

Tidak lama kemudian, Anya menyudahi pembicaraan. Bayu menjauh dengan langkah-langkah kecewa. Setelah itu Anya kembali memandangi flyer biru langit berisi agenda kegiatan serta lokasi panti asuhan Citra Kasih. Kali ini dia tidak berbohong. Salah satu komunitas mahasiswa di kampus yang kegiatannya bertema sosial beberapa hari yang lalu mengajaknya untuk bergabung dengan mereka.

****

Berada di panti asuhan Citra Kasih, membuat Anya sedikit terhibur. Sejenak terlupa akan kenyataan getir kisah cintanya. Tak henti Anya tersenyun dan tertawa, larut dengan kebersamaan dengan seluruh penghuni panti asuhan. Kehadirannya ternyata mendapat sambutan hangat dari anak-anak panti asuhan Citra Kasih.

Beberapa anak bahkan ada yang ingin terus duduk dipangkuan Anya. Mereka sepertinya benar-benar mendambakan kasih sayang yang selama ini seperti hilang. Tanpa ragu, Anya menyuapi dan membersihkan sisa-sisa makanan yang berserak di wajah-wajah polos anak-anak panti asuhan. Membuatkan susu, mengganti pakaian, hingga membacakan dongeng sampai akhirnya mereka pulas dengan sunggingan senyum malaikat. Dengan sepenuh hati Anya mengecup kening mereka satu persatu.

Ada bulir air mata jatuh membasahi pipi Anya.

"Ternyata ada banyak kebahagiaan yang lupa ku syukuri selama ini," batinnya. "Sungguh, deritaku tak sebanding dengan anak-anak berwajah malaikat ini, aku malu dengan-Mu, Tuhan... "

Dari kejauhan nampak Bayu tak henti mengamati seluruh gerak-gerik Anya. Sesudah dirasanya cukup mengambil dokumentasi acara sosial untuk diserahkannya kepada Ketua Komunitas Kampus, Bayu pun melangkah mendekat. Dalam hatinya terselip kekaguman akan kepribadian Anya yang begitu kontras dengan dunia model yang penuh dengan hura-hura. Bahkan, hanya dengan balutan T-shirt dan celana jeans yang dipadu jaket almamaternya, kecantikan Anya nyata terlukis, walau nyaris tanpa riasan make up. Anya benar-benar terlihat seperti seorang bidadari di tengah peri-peri mungil panti asuhan.

Anya terkejut setengah mati melihat sosok Bayu di antara senja di beranda samping panti asuhan. Dia mulai “jatuh hati” pada panti asuhan dan segala kedamaian di dalamnya. Tetapi kehadiran Bayu membuat tembok-tembok tebal yang seharian ini hampir luluh mulai kaku kembali.

“Apa yang kamu lakukan di sini, Bay?”

Bayu yang sejak tadi tersenyum simpul menikmati ekspresi Anya pun buka suara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun