“Syukurlah kalau begitu…”
“Tapi untuk meyakinkan diri, baiklah aku akan memeriksanya sendiri ke tempat penyimpanannya.”
Ametys berdiri.
“Oh ya. Kamu ingin tetap di sini atau berjalan bersamaku?”
“Biarlah aku menunggu di sini saja, Kawan. Aku ingin menikmati teh rempah yang enak ini. Sepertinya tak lama lagi matahari juga akan muncul. Sayang kalau pemandangan seperti ini dilewatkan begitu saja.”
Ametys tersenyum.
“Baiklah. Aku memang selalu jatuh cinta pada pemandangan pagi dari tempat ini.”
Ametys pun beranjak meninggalkan taman menuju ke dalam istananya.
Sementara itu larik-larik sinar matahari semakin lama semakin jelas. Sejak tadi, dari kejauhan terdengar kokok ayam jago bersahut-sahutan namun seiring munculnya matahari, kicau burung-burung yang mulai keluar sarang juga menambah semarak harmoni pagi ini.
Suasana pagi yang hangat begitu meneduhkan kalbu, sehingga sejenak Emerald bisa melupakan peristiwa buruk yang baru saja dialaminya.
Tak lama kemudian, Ametys hadir kembali di tempat itu. Ametys telah menemukan kitab sihir pemberian guru Shandong masih ada di tempatnya. Juga tidak ada laporan dari prajurit kalau ada peristiwa aneh yang terjadi selama dia meninggalkan istana.
Emerald terpekur.