Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

[Basalto Terakhir] Kepergian Sang Guru

3 Mei 2016   18:18 Diperbarui: 3 Mei 2016   18:24 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ilustrasi gambar dari vienna-wv.com

Cerita sebelumnya: [Basalto Terakhir] Percakapan Terakhir

-------

Walaupun percakapan antara guru dan murid itu sepertinya ditelan langit Gopalagos yang perlahan mendung menunggu hujan, sejarah tengah mencatatkan awal sebuah kisah kelam. Kisah ini akan menjadi buah bibir turun temurun sebagai kisah paling getir dalam sejarah kaum sihir. Ini hanya masalah waktu saja.

Ya, waktu. Kita tidak bisa menahan kemutlakannya yang menguasai setiap helai rambut kita, sama seperti kita tidak bisa menahan perjalanan usia Guru Shandong yang semakin tua, juga ambisi Basalto yang semakin menggebu-gebu.

Sampai pada akhirnya angin begitu saja menerbangkannya, merayapi puncak gunung Eisatar, menyapu semua kenangan dan harapan.

Lalu kisah kita mengalir bersama daun-daun pepohonan setengah kering yang ditiupkan awan-awan ke sebelah selatan istana Ametys.

Berhektar-hektar padi dan beberapa jenis buah tropis tumbuh subur di tempat itu. Nama kerajaan Ametys memang terkenal di seluruh penjuru Gopalagos, baik oleh kaum sihir maupun non-sihir sebagai kerajaan yang pertaniannya paling maju.

Bahkan istana raja Ametys pun dirancang supaya berinkulturasi dengan alam di sekitarnya. Istana yang dibangun kaum sihir di timur Gopalagos ini dibuat memanjang dari utara ke selatan dengan rangkaian tiga bangunan megah beratap terbuka.

Pada bagian atas bangunan, dibuat taman-taman berisi aneka pohon buah. Sementara pada bangunan di tengah, taman itu dibuat melingkar, mengelilingi bangunan puncak menara  istana. Dari atas, terlihat seperti rangkaian zamrud yang mengelilingi menara istana. Entah butuh waktu berapa lama untuk memadukan pepohonan dan bebatuan seperti itu.

Setiap fajar tiba, Ametys selalu menyempatkan diri untuk menghirup oksigen sebanyak mungkin di antara taman-taman itu sambil melemparkan pandangan ke ufuk timur. Sekitar satu kilometer ke arah timur, wilayah kerajaan sudah berbatasan dengan pesisir pantai, menyisakan laut lepas sejauh mata memandang. Jadi pemandangan matahari terbit dari arah laut memang terlalu sayang untuk dilewatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun