Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Tips Membangkitkan Mood Menulis untuk Kompasianer

4 April 2016   18:29 Diperbarui: 5 April 2016   09:48 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendengar Musik. Ini kiat yang ampuh buat saya. Untuk membangun mood menulis saya biasa memanjakan gendang pendengaran dan pikiran dulu dengan alunan musik favorit. Genre musiknya bisa juga disesuaikan dengan alur tulisan yang sedang kita bangun. Pada beberapa bagian plot cerita yang memaksa roda-roda pikiran bekerja lebih, saya biasa menyetel musik instrumen, tanpa vokal. Sepertinya musik instrumen dapat membantu pemikiran berjalan lebih lancar dibanding lagu dengan suara vokalisnya.

Ngemil. Untuk menghasilkan tulisan yang baik, seorang penulis harus berada dalam keadaan senyaman mungkin, bukan? Nah, bagi saya, menulis sambil mengunyah kudapan itu bisa membuat perasaan jadi nyaman dan aliran darah di otak seperti lebih lancar. Bagaimana dengan berat badan? Itu urusan lain lagi.

Rehat sejenak. Mata yang bekerja berjam-jam di depan layar komputer bisa juga lelah. Bisa jadi salah satu penyebab mood menulis turun  adalah mata dan otak yang dipaksa bekerja terus menerus. Jika ada sinyal-sinyal dari otak untuk break sejenak, penuhi secepatnya. Setelah itu istirahatkan lensa mata yang menegang dengan memejamkan mata selama 10-15 menit, atau jika memungkinkan, pandanglah objek yang jaraknya jauh untuk melenturkan lensa mata kembali. Setelah rehat sejenak untuk mengembalikan energi mata dan otak, silahkan “bertempur” kembali.

Membaca. Sama seperti proses produksi sebuah barang, otak kita juga butuh supply agar keberlanjutan produksinya bisa terjaga. Supply otak untuk proses penulisan adalah wawasan atau referensi dari sumber lain yang didapatkan dengan membaca. Jadi anggaplah membaca ini adalah proses “memberi  makan” otak kita agar selalu siap berproduksi kembali. Baca apa saja yang berguna bagi, kita mulai dari yang ringan seperti status atau komentar teman-teman medsos, sampai yang bobotnya lebih berat seperti buku sains atau novel yang tebalnya ratusan halaman.

Motivasi

Dalam berkarya, kita butuh motivasi sebagai pendorong bagi kita agar mengerjakan karya tersebut semaksimal mungkin. Berdasarkan sumbernya, ada dua jenis motivasi yaitu Motivasi Eksternal dan Motivasi Internal. Kedua-duanya bisa kita gunakan untuk menyemangati diri kita.

Motivasi Eksternal adalah motivasi yang datangnya dari luar diri sendiri. Biasa membutuhkan orang lain, sistem kerja dan objek atau media lain yang berada di luar diri kita. Cara-cara membangkitkan mood seperti yang saya tulis di atas adalah contoh membangkitkan motivasi yang datangnya dari luar diri sendiri.

Kelebihan motivasi eksternal ini adalah lebih mudah diolah, namun seringkali tidak bertahan lama karena sangat tergantung dengan hal-hal di luar diri kita.

Sedangkan Motivasi Internal adalah motivasi yang datangnya dari diri sendiri, benar-benar dari lubuk hati yang paling dalam. Walaupun membangkitkannya agak sulit, tetapi jika sudah hadir akan bertahan lebih lama.

Membangkitkan motivasi internal biasa terkait dengan nilai, spiritual ataucredo yang diyakini seseorang dalam berkarya. Jika motivasi internal ini sudah muncul, kekuatannya jauh melampaui hal-hal yang nampak secara fisik atau bersifat duniawi semata.

Jadi sebenarnya cara membangkitkan motivasi menulis yang paling ampuh adalah mencari nilai-nilai dalam diri yang menjadi pendorong utama dalam menulis. Jika sudah ketemu, pertahankan nilai itu, dan segarkan kembali jika mood menulis kita kendor lagi. (PG)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun