Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mengejar Matahari

28 Januari 2016   21:53 Diperbarui: 29 Januari 2016   05:07 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kakek Yamen terdiam lagi. Ujung matahari sudah hampir menyentuh bibir laut, pertanda tak lama lagi senja akan berganti malam gulita.

“Tapi ada baiknya juga… supaya kelak dia tidak begitu terkejut ketika harus benar-benar bertemu denganmu, El.”

“Oh, tentu. Semua itu ada waktunya, apakah lima tahun lagi, atau lima puluh tahun lagi, semua tergantung titah Sang Pemilik Waktu…,”

“Benar…. Semua tergantung Sang Pemilik Waktu..”

“Bagaimana kalau kita sudahi nostalgia kita, kakek tua. Aku masih harus mengejar matahari, menghampiri dermaga demi dermaga, menjemput mereka yang telah kehabisan waktu…”

“Aku sudah siap, El. Kapanpun….,”

Keduanya pun berjalan perlahan menyusuri badan dermaga, lalu El memimbing kakek Yamen menapaki tangga kapalnya. Tak lama kemudian, kapal tersebut bergerak meninggalkan dermaga menuju ke arah bola cahaya keemasan di ufuk barat.

***** 

Seorang gadis mungil dengan rambut  dikuncir dua berlari-lari kecil dari arah desa nelayan ke arah dermaga.

“Kakeeek…. Kakeeek…!!” serunya, berharap sang Kakek segera menyongsongnya seperti biasa, lalu memarahinya karena berjalan sendiri ke arah laut, seperti biasa, lalu membawanya pulang bersama ikan-ikan hasil pancingannya,… seperti biasa.

Tapi kali ini ada yang tidak biasa. Dia melihat kakeknya tengah terbujur kaku di atas dermaga, tanpa ikan tangkapan seekor pun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun