Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

The Power of "Bersyukur"

10 Januari 2016   14:13 Diperbarui: 10 Januari 2016   14:31 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pikiran saya pun diisi file-file negatif. Ada orang atau keadaan yang bisa disalahkan saat itu. Untunglah istri saya kemudian berkata “Mungkin ini teguran Tuhan karena selama ini kita terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan…”. Saya pun terhenyak. Lalu saya bisa mulai melihat “pemandangan” baru. Saat itu saya mengambil cuti tiga hari, demikian pula istri saya. Saya baru menyadari, kebersaman kami sebagai keluarga seperti itu memang sesuatu yang jarang terjadi. Kami pun bersyukur dalam kesusahan itu ternyata masih ada nikmat lain yang diberikan Tuhan. Musibah tersebut memberi saya satu insight baru mengenai makna kebersamaan dalam keluarga.

The Power of “Bersyukur”

Contoh-contoh kecil di atas mengajarkan kita bahwa memiliki cara pikir dan sikap “bersyukur” membawa banyak manfaat untuk diri kita. Tidak perlu menunggu hal-hal besar terjadi dalam hidup kita untuk memanjatkan syukur. Saat anda bisa membaca tulisan ini pun, sudah ada satu nikmat lagi yang bisa kita jadikan alasan untuk bersyukur, nikmat atas indra penglihatan yang bisa digunakan dengan baik.

Membiasakan diri bersyukur juga bisa membantu kita menemukan perpektif baru saat masalah menimpa kita. Alternatif solusi pun bisa ditemukan jika kita memiliki banyak perspektif dalam memandang sebuah masalah.

Selain itu kebiasaan bersyukur akan membentuk mental berkelimpahan yang bisa menjauhkan kita dari pikiran dan tindakan buruk yang kemudian merugikan diri sendiri atau orang-orang di sekitar kita.

Dalam bukunya Self Driving, Rhenald Kasali pun mengungkapkan bahwa kita mesti melatih diri untuk terus bersyukur untuk membentuk mental driver, mental pemenang, ketimbang terus menerus komplain dan membebani pikiran dengan hal-hal negatif yang membatasi potensi kita untuk terus maju.

Sudahkah anda bersyukur hari ini?

________________________________

ilustrasi gambar dari: www.beliefnet.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun