Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Kekuatan Delivery Service ala Ojek Online

9 Desember 2015   12:51 Diperbarui: 9 Desember 2015   16:32 918
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merek-merek baru seperti ini bukan tidak mungkin sanggup menggilas para pendahulunya yang masih terus terbuai kejayaan masa lalu. Pada kuadran SWOT, kehadiran bisnis-bisnis startup ini menempati ruang ‘Threat’ alias ancaman bagi perusahaan-perusahaan sejenis yang enggan berbenah.  Dengan kehadiran Go-Food misalnya, restoran-restoran mahal harus hati-hati karena mereka harus merebut pasar yang sama dengan restoran-restoran berbudget murah. Department store di mal-mal pun mungkin akan sekedar jadi tempat ‘cuci mata’ saja, karena pembeli yang sesungguhnya lebih memilih bertransanksi lewat toko-toko online. Sensasinya belanjanya hampir sama, namun belanja online bebas kaki pegal.

Pada sisi lain, dengan kekuatan delivery-nya bisnis online juga bisa jadi ‘Opportunity’ alias peluang bagi perusahaan lain yang jeli. Saat berselancar di kompas.com kemarin (8/12) saya menemukan salah satu contoh. Pertamina beberapa hari lalu bersama Gojek mendandatangai MoU yang berisi klausul kemitraan. Pertamina memanfaatkan jasa ‘delivery’ Gojek untuk mengantar produk-produknya seperti oli, Elpiji sampai Pertamax. Malah ada layanan tambahan, driver Gojek-nya siap membantu konsumen mengganti oli atau pelumas setelah pesanannya diantar. Gojek pun memiliki segmen pasar yang lebih luas lagi.

Masa Depan Delivery Service

Akhirnya, sekali lagi delivery service membuktikan kekuatannya untuk menarik uang pelanggan kepada produsen. Sebenarnya ini bukan jurus baru dunia usaha. Kita telah mengenalnya jauh hari sebelumnya, bahkan konsep delivery dari masa lalu masih bisa kita lihat sampai hari ini. Lihatlah mbok penjual jamu, pedagang bakso, sales peralatan dapur sampai tukang service sepatu keliling. Dari perspektif Customer pada balance scorecard  mereka benar-benar melakoni delivery service, menghantarkan barang atau jasa sampai di depan hidung pelanggannya.

Yang membedakan konsep delivery-nya dengan perusahaan modern adalah skala usaha serta teknologi yang digunakan. Tapi sejauh ini kita tahu bersama bahwa teknologi bersifat  dinamis. Tidak menutup kemungkinan suatu saat nanti di masa depan, kita sudah bisa memanggil penjual jamu keliling via aplikasi android. Bukan mustahil bukan? (PG)

 

________________________________

 

Referensi: 

bisniskeuangan.kompas.com

connect.dailysocial.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun