“Mas, benar-benar gak tahu??”
Aku bertambah bingung, dan mencoba membaca pikiran bapak itu.
“Saya memang wartawan, pak. Tapi tidak mungkin tahu semua peristiwa yang terjadi…”
Dia menggeleng kecil.
“Bukan seperti itu maksud saya. Tiga hari lalu, setelah mas jeprat-jepret dan pergi dari sini, Sri kena musibah,”
Aku terkejut.
“Dari mobil sedan putih yang berhenti mendadak di depan halte itu, keluar dua orang pria lalu menarik Sri masuk ke dalam mobil. Sri memang sempat berteriak minta tolong, tapi semuanya terjadi cepat sekali. Sedan itu tahu-tahu kabur entah mengarah kemana.”
Detak jantungku meninggi.
“Yang bikin sedih, malam harinya Sri ditemukan di belakang pasar dalam keadaan setengah sadar, setengah telanjang. Sepertinya dia baru habis diperkosa habis-habisan…. Semenjak itu Sri selalu histeris sehingga tidak diijinkan keluar rumah lagi.”
Entah mengapa dalam sekejab rasa amarah membuncah dalam kepalaku.
“Saya sempat berpikir mas ada hubungannya dengan kejadian itu…”