Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[FR] Pisang Goreng Tengsin

14 Juli 2015   21:27 Diperbarui: 14 Juli 2015   21:27 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ajakan buka puasa bersama adalah berita gembira untuk anak kost seperti Bre, Jo dan Supratman. Apalagi yang mengajak adalah Rara, cewek paling manis seantero kampus sekaligus tetangga mereka.

Indekost tiga cowok ini masih terhitung satu RT dengan Rara. Mereka bertiga pun sebenarnya cukup akrab, karena satu jurusan di fakultas MIPA plus sering kerja tugas perkuliahan bareng-bareng.  Walaupun kalau diperhatikan, Jo yang paling sering menguras pikiran, sementara yang lain cuman cheerleader saja. Makanya dia sedikit kesal saat Bre dan Supratman jadi besar kepala gara-gara ajakan tersebut. Supratman yang kuat tidak makan dua hari dua malam itu mungkin tidak akan jadi masalah. Tapi Bre yang paling subur dari antara mereka bertiga pasti bakal jadi kompetitor kuat perihal ngabisin makanan.

“Laah, bagus dong kalau aku ikut. Rara kan udah tahu porsi makan aku. Berarti porsi hidangan buka puasanya sudah pasti tidak akan mengecewakan,” kilah Bre membela diri.

Benar juga sih!

Dan….. sore ini mereka bertiga pun terdampar di ruang tamu Rara. Diluar matahari mulai mengintip malu-malu pertanda waktu berbuka tidak lama lagi tiba. Mereka bertiga ditemani Rara ngobrol ngalor ngidul tentang kehidupan. Mulai dari situasi perekonomian tanah air, sampai dosen-dosen killer yang bisa saingan sama herder.

Tanpa terasa waktu berlalu. Suara adzan mahgrib terdengar lantang dari mesjid kompleks. Empat sekawan itu pun memanjatkan syukur karena sukses menjalankan ibadah puasa hari ini.

Sebagai tuan rumah yang baik, Rara ditemani pembantu rumah segera menyajikan penganan-penganan buka puasa ke ruang tamu. Mata Bre terlihat paling bersinar memandangi aneka kue yang beriringan dari dapur ke meja tamu. Serabi, martabak manis, ubi goreng, pisang goreng plus teh manis hangat tersaji apik menantang untuk segera dieksekusi.

“Duh, jadi bingung nih mau mulai dari mana, “ ucap Bre bahagia.

Rara tersenyum geli. “Udah, hajar bro! Terserah mau mulai dari mana….,” sahutnya.

“Ngomong-ngomong, mama sama papa kamu balik dari Bangkok kapan, Ra?” tanya Supratman sembari melahap ubi goreng dengan nikmat.

Rara mencicipi martabak manis sambil menyahut, “Rencana mereka sih H minus dua sudah balik,”

“Oh, gitu.”

“Eh, ini kue-kuenya buat sendiri ya, Ra? Pisang gorengnya enak loh…..” ucap Jo. Tangan kanannya memegang sisa potongan pisang goreng dari mulutnya.

“Kuenya beli di toko depan kompleks. Tapi,…,” Rara tersipu. “…pisang gorengnya memang buatan aku sendiri.”

Seperti dikomando, serempak Supratman dan Bre ikut menyicipi pisang goreng buatan Rara. Mereka sepertinya juga setuju mengenai kelezatan pisang goreng tersebut.

Obrolan terus mengalir sampai satu per satu piring kue mendekati tandas. Teh manis dalam gelas-gelas pun habis menyusut. Rara mengajak ketiga kawannya untuk bersabar sedikit lagi sebelum hidangan makan malam tersedia.

“Tunggu bentar lagi, ya. Sate babat-nya lagi dipanasi bibi di dapur,…” ucap Rara.

Saat itu diatas meja masih tersisa sepotong pisang goreng.

“Eh, dihabisin dong,…” ucap Rara lagi.

“Aku hampir kenyang. Lagian perut mesti dikasih space buat hidangan berikutnya.., Jo, kamu saja yang makan..,” sahut Bre.

Jo mencibir, “Tumben bisa kenyang, Bre…,” tapi dia pun enggan mencomot pisang goreng yang tinggal satu-satunya itu, lalu menyuruh Supratman yang menghabiskannya. Supratman pun rupanya sama saja.

Mereka pun terus berbincang. Walaupun dari gelagat curi-curi pandang ke arah piring pisang goreng, sepertinya mereka bertiga masih pengen. Hanya mungkin mungkin tidak enak hati pada tuan rumah.

Lalu mereka berempat serempak berpekik tertahan, ketika listrik mati sehingga mendadak keadaan jadi gelap gulita.

“Biii…!!, tolong ambilkan lampu daruratnya…!!,” seru Rara ke arah dapur.

“Iya, non…!! Tunggu sebentar….,” sahut bibi.

“Tidak biasanya mati lampu begini. Tapi kalau mati, biasa tidak lama, kok.”

Bre mengiyakan.

Seluruh kompleks sepertinya terkena pemadaman listrik, sehingga baik di dalam maupun diluar rumah benar-benar gelap gulita. Mereka berempat pun terpaku menunggu kedatangan lampu darurat.

Sebuah ide cemerlang tiba-tiba melintas di kepala Bre, begitu teringat masih ada satu potong pisang goreng yang tersisa. Mumpung mati lampu, tidak akan ada yang melihat aksinya. Maka dia pun segera mengulurkan tangan ke arah piring pisang goreng. Walaupun gelap, dia sudah bisa memperkirakan posisi piring pisang goreng tersebut. 

Tapi ups!!…. Begitu tangannya mendekati piring pisang goreng, dia mendapati dua tangan kawannya yang lain juga ada disitu. Begitu tangan mereka bersentuhan di atas piring, ketiganya pun refleks menarik tangan mereka kembali.

“Udah bro, silahkan…” tutur Jo.

“Kalau mau kamu aja yang makan. Saya hampir kenyang kok,” sahut Supratman.

“Aku cuman ngambil kriuk-kriuknya, kok…,” sahut Bre.

Rara pun tertawa terkekeh-kekeh mengetahui kekonyolan kawan-kawannya itu.

“Tadi tidak ada yang tertarik, giliran mati lampu malah berebut!” ucap Rara.

Ketiga cowok pasrah menahan malu. Untung lagi mati lampu jadi malunya tidak terlalu nampak.

Memang mati lampunya tidak lama. Sekejab lampu menyala kembali. Jemari Rara nampak memegang potongan penghabisan pisang goreng dan memasukkan potongan tersebut ke dalam mulutnya dengan senyum kemenangan. Rupanya Rara yang duluan mengambil pisang goreng tersebut sebelum jadi  rebutan tadi.

“Habis tadi tidak ada yang mau, jadi aku embat aja!”

Tawa berderai pun kembali terdengar dari ruangan tersebut.

 

___________________________________________

 

NB : Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community || Silahkan bergabung di group FB Fiksiana Community

 

*ilustrasi gambar dari: resepmasakan-buat-usaha.blogspot.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun