Nilai lebih dari pengusaha adalah memiliki waktu yang lebih fleksibel dibanding karyawan. Apalagi jika usaha plus manajemennya sudah berjalan baik. Peluang untuk meningkatkan pendapatan juga lebih terbuka lebar dibanding karyawan. Orang-orang yang suka tantangan dan gemar mengejar rupiah, cocok berada pada posisi ini. Pada umumnya kesulitan terbesar bagi pengusaha adalah masa-masa saat bisnis baru startup. Pada masa-masa ini pengusaha “bermain” dengan propabilitas dan resiko. Waktu untuk beristirahat dan berleha-leha pun mesti dipangkas demi memastikan usahanya bisa berjalan. Namun jika masa-masa sulit ini bisa dilewati, pengusaha pun mendekati kejayaannya.
Kesimpulan
Pengusaha maupun karyawan sama mulianya. Karyawan membutuhkan pengusaha. Sebaliknya, pengusaha pun membutuhkan karyawan. Berbicara resiko, keduanya memiliki resikonya masing-masing. Berbicara income atau pendapatan, keduanya pun memiliki peluang yang sama. Pendapatan pengusaha kelas teri bisa jadi jauh lebih rendah dari seorang karyawan yang punya jabatan tinggi. Berbicara tantangan, keduanya juga punya tantangannya sendiri-sendiri.
Mungkin pengusaha bisa bilang, “karyawan adalah bawahan saya, sehingga saya bebas memerintah mereka,” namun jangan lupa, pengusaha harus memikirkan kelanjutan bisnisnya sehingga otomatis harus ikut memikirkan kesejahteraan karyawannya. Jadi baik pengusaha maupun karyawan memiliki kesenangan dan kesusahannya masing-masing.
Jadi kesimpulannya, apapun pekerjaan kita saat ini, tekuni dan jalani dengan amanah. Setiap pekerjaan yang dijalankan sungguh-sungguh dan memberi kontribusi yang berarti bagi orang lain, akan diberi berkah dan rejeki yang sepadan dari Tuhan. (PG)
______________________
ilustrasi gambar dari: ursmoneymaker.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H