Aku menjulingkan mata ke atas. Nih anak kalau soal cewek memang langsung tune-in.
“Ntar lihat PP-nya…”
*****
Ternyata mereka berdua memang bisa nyambung. Beberapa hari kemudian, Maya menghampiri meja kerjaku lalu tersenyum sumringah.
“Ridho, temen kamu itu ternyata baik ya. Udah gitu gentle, ramah, mmm…. juga pinter. Kemarin kami kopi darat… untuk pertama kalinya.”
Aku sedikit terkejut, tak menyangka progress-nya bisa secepat ini. Pantas hari ini Maya kelihatan sedikit beda. Matanya lebih berbinar, senyumnya juga lebih manis, kulitnya lebih bersinar. Pokoknya Maya kelihatan lebih cantik hari ini. Benar-benar ciri orang yang sedang kasmaran.
Bibirnya yang merah merona mulai bergerak-gerak lagi,
“…. trus Andro ngajak aku nonton sebentar malam…”
“Oh, ya? Kalian bisa langsung akrab ya…,” sahutku.
Maya tersenyum malu. Dia lalu mengambil salah satu kursi tamu dan duduk disampingku.
“Mm.. eh, Andro kan seminggu lagi ulang tahun. Kamu kan sobat akrabnya, pasti tahu dong hadiah apa yang kira-kira dia sukaaaa banget,” ucapnya.