Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Mengintip Pembuatan Pa'Piong dan Tradisi Syukuran Warga Toraja

3 Januari 2014   05:56 Diperbarui: 4 April 2017   17:41 3290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_313232" align="aligncenter" width="371" caption="Pa'piong setelah dimasak. Sebentar lagi siap untuk disajikan"]

13887026531519944011
13887026531519944011
[/caption]

Menjelang siang, tamu-tamu mulai berdatangan. Para bapak dan ibu seksi sibuk juga mulai bergabung dengan para undangan untuk mengawali ibadat syukuran. Tepat jam 11.30 ibadat syukuran pun dimulai. Yang menarik, seluruh tata ibadat termasuk lagu-lagu pengiringinya rupanya sudah ada dalam versi bahasa daerahnya. jadi kami pun beribadat dengan konsep kearifan lokal.

Ibadat berlangsung selama kurang lebih satu jam. Setelah itu ada pesan-pesan sponsor dari tuan rumah dan Ketua umat di desa. Sebelum makan siang, ada tradisi warga untuk mengadakan lelang daging. Tidak semua potongan daging tadi diolah, tapi ada beberapa yang disisihkan untuk kegiatan lelang ini, seperit potongan kepala dan keratan daging paha. Warga yang menginginkan potongan tersebut dipersilahkan mengikuti lelang. Uang penjualan lelang biasa digunakan untuk tujuan sosial seperti menambah dana pembangunan gereja stasi atau menambah kas kegiatan kemasyarakatan setempat seperti dasawisma, karang taruna, dan lain-lain. Jadi lelang pun dilakukan beberapa tahap sesuai dengan banyaknya peruntukan uang lelangnya. Acara lelang berlangsung seru, karena juru lelang kawakan yang didaulat memandu acara pandai melucu dan menggiring warga menaikan harga lelangnya.

[caption id="attachment_313233" align="aligncenter" width="361" caption="Pemimpin ibadat sedang memberikan renungan."]

13887027762136591020
13887027762136591020
[/caption] [caption id="attachment_313234" align="aligncenter" width="309" caption="Juru lelang sedang mengangkat keratan daging untuk dilelang kepada warga"]
13887028941479114966
13887028941479114966
[/caption] [caption id="attachment_313235" align="aligncenter" width="346" caption="Tampilan Pa'piong setelah dikeluarkan dari bambu. Disini kertas makan jadi pengganti piring makan"]
13887029721866290002
13887029721866290002
[/caption]

Akhirnya setelah acara lelang selesai, acara yang ditunggu-tunggu alias makan siang pun tiba juga. Kaum wanita bergerak menyiapkan makanan termasuk pa’piong yang sejak tadi sudah berpindah media ke piring-piring keramik. Ada kebiasaan menarik dari warga disini. Saat makan, yang digunakan adalah kertas makan sebagai pengganti piring makan. Jadi piring kaca atau batu hanya digunakan untuk menyajikan menu. Unik bukan? Praktis dan dijamin tidak ada piring makan yang pecah akibat kelalaian tamu.

Acara-acara seperti ini juga seringkali digunakan untuk ajang kumpul-kumpul keluarga yang mungkin jarang bertemu entah karena kesibukan masing-masing atau karena yang berjauhan. Jadi setelah makan siang selesai, para tamu pun biasa masih tinggal untuk bercengkrama satu dengan uang lainnya.

Secara administratif, Lembang Gasing terletak di Kecamatan Mengkendek, sekitar 13 Km dari Kota Makale. Untuk mencapainya pun butuh perjuangan tersendiri. Sebelum masuk ke Kecamatan Sangalla, bus yang membawa pengunjung dari Kota Makassar berhenti di SPBU Minanga. Dari situ, pengunjung dapat menyewa ojek bertarif Rp 40.000 - Rp 50.000 sampai ke Lokasi. Perjalanan mendaki dan berliuk-liuk. Ditambah lagi jalan yang dilalui baru berupa jalan rintisan berbatu-batu, sehingga penumpang ojek mesti terguncang-guncang di atas motor. Tapi perjuangan itu terbayar. Begitu sampai, kita akan disuguhi pemandangan alam yang indah dan ketulusan hati warganya. (PG)

Gambar: Dokumen Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun