2. Hipotesa itu berdasarkan  pengamatan pada 3 hal perkembangan eksponensial peradaban, yaitu peningkatan pertumbuhan PDB dunia, jumlah jenis pekerjaan, kompleksitas invensi dan inovasi iptek dari sudut korelasi bidang-bidang disiplin iptek.
3. Terdapat 9 fase perkembangan kebangkitan peradaban Barat/modern, yakni: (a) kesadaran humanisme, dicetuskan oleh Francesco Petrarch tahun 1341; (b) penegakan etika, John Calvin - penggagas etika Protestan; (c) pengembangan metodologi, Francis Bacon; (d) pembangunan mental, gerakan the Enlightenment; Â (e) pengembangan riset, penemuan/inovasi iptek, Isaac Newton; (f) transformasi iptek/pendidikan, the Royal Society; (g) industrialisasi/pembangunan ekonomi, Revolusi Industri; (h) pengembangan profesionalisme, berdirinya lembaga profesi ASTM; (i) pengembangan prosesor kecerdasan, Restorasi Meiji.
4. Salah satu faktor hilang/surutnya kekuasaan politik kekaisaran-kekaisaran Romawi, Ottoman, Mongolia, Rusia (terdahulu) dan negara Uni Soviet; tatkala mereka mengabaikan kewajiban mengembangkan kapasitas SDM.
5. Terbatasnya pencapaian rezim Orde Baru menerbitkan Undang-undang, khususnya terkait pengembangan SDM/profesionalisme.
6. Ada 5 kaidah peradaban dalam setiap fenomena yang mempunyai relasi proses rangkaian. Keutamaan, kesatuan, keterhubungan, keseimbangan dan keberlangsungan. Berdasarkan interpretasi penulis atas catatan sejarah perkembangan peradaban.
Tulisan yang akan datang: Debat Gagasan IKN, Isu Konstitusi dan Logika Terbalik (Bagian 2)
Subtopik III - Logika Terbalik; 3.1 Dana pembangunan IKN baru tidak mengganggu program pemerintah; 3.2 Pembangunan IKN baru akan menjadi pusat pengembangan sains, teknologi, seni dan budaya kelas dunia; 3.2.1 Eksistensi kota identik dengan rumah dan bangunan untuk fasilitas publik; 3.2.2 Apakah pembangunan IKN baru akan menjadi katalisator penentu berkembangnya sains dan teknologi?; 3.2.3 Apakah program pengembangan SDM pemerintah saat ini sudah dapat dijadikan role model keberhasilan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H