5.
Anoman Obong (Hanoman Obong, salah satu babak Ramayana ketika Hanoman membakar Alengka), Anoman berakhir konsonan |n| dan obong berawal vokal |o|.
Penulisan
Anoman Obong dalam aksara Jawa tetap
Anoman Obong, bukan
Anoman Nobong.
Di dalam aksara Jawa terdapat
aksara murda (huruf “kapital”) yang digunakan untuk menuliskan nama gelar, nama diri, nama geografis, nama lembaga/institusi, dan nama badan hukum.
Ada delapan aksara murda, yaitu na, ka, ta, sa, pa, nya, ga, ba. Akan tetapi dalam perkembangannya, hanya tujuh yang digunakan sekarang. Aksara murda |nya| tidak lagi dipakai.
Karena Anoman adalah nama tokoh, maka boleh pula ditulis menggunakan aksara murda.
6.
dolanan ègrang (main egrang, permainan menggunakan dua batang tongkat bambu untuk berjalan), dolanan berakhir konsonan |n| dan ègrang berawal vokal |è|.
Penulisan
dolanan ègrang dalam aksara Jawa tetap
dolanan ègrang, bukan
dolanan nègrang.
Demikian bahasan mengenai penulisan kata turunan kali ini. Semoga bermanfaat.
Sampai berjumpa dalam tulisan berikutnya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Humaniora Selengkapnya