Mohon tunggu...
Philipus Dellian Agus Raharjo
Philipus Dellian Agus Raharjo Mohon Tunggu... lainnya -

Seorang yang ingin menjadi kawan seperjalanan anda.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar Aksara Jawa (15)

8 Juni 2016   10:37 Diperbarui: 8 Juni 2016   10:43 1216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

dokpri
dokpri
5. Anoman Obong (Hanoman Obong, salah satu babak Ramayana ketika Hanoman membakar Alengka), Anoman berakhir konsonan |n| dan obong berawal vokal |o|.

dokpri
dokpri
Penulisan Anoman Obong dalam aksara Jawa tetap Anoman Obong, bukan Anoman Nobong.

dokpri
dokpri
Di dalam aksara Jawa terdapat aksara murda (huruf “kapital”) yang digunakan untuk menuliskan nama gelar, nama diri, nama geografis, nama lembaga/institusi, dan nama badan hukum.

Ada delapan aksara murda, yaitu na, ka, ta, sa, pa, nya, ga, ba. Akan tetapi dalam perkembangannya, hanya tujuh yang digunakan sekarang. Aksara murda |nya| tidak lagi dipakai.

dokpri
dokpri
Karena Anoman adalah nama tokoh, maka boleh pula ditulis menggunakan aksara murda.

dokpri
dokpri
6. dolanan ègrang (main egrang, permainan menggunakan dua batang tongkat bambu untuk berjalan), dolanan berakhir konsonan |n| dan ègrang berawal vokal |è|.

dokpri
dokpri
Penulisan dolanan ègrang dalam aksara Jawa tetap dolanan ègrang, bukan dolanan nègrang.

dokpri
dokpri
Demikian bahasan mengenai penulisan kata turunan kali ini. Semoga bermanfaat.

Sampai berjumpa dalam tulisan berikutnya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun