Mohon tunggu...
Philip Manurung
Philip Manurung Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar

lahir di Medan, belajar ke Jawa, melayani Sulawesi, mendidik Sumatera; orang Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Tribut Atas Musik 90-an: Enya

13 Agustus 2019   16:36 Diperbarui: 13 Agustus 2019   19:22 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak seorang pun dapat meramal kebangkitan musik lawas.

Baru-baru ini di dalam negeri terjadi semacam kebangkitan campursari. Generasi milenial tiba-tiba menggandrungi Lord Didikempot, yang mereka sebut The Godfather of Brokenhearted. Di luar negeri generasi Miley Cyrus jatuh cinta dengan lagu-lagu Enya.

Dari Film hingga Laboratorium
Cerita bermula tatkala pada bulan Mei 2019 yang lalu, lagu "Caribbean Blue" dipakai sebagai soundtrack dalam serial komedi situasi asal negeri Britania Raya, Derry Girls. Sebelumnya, karya Enya yang lain telah menjadi soundtrack film drama komedi Amerika Serikat berjudul Eighth Grade.

Sang penulis cerita merangkap sutradara, Bo Burnham, kepincut dengan lagu "Orinoco Flow" yang dirilis pada tahun 1988 tersebut. Baginya, lagu itu unik, aneh, tetapi maknanya sangat dalam. Cocok dengan adegan yang ia mau.

Berikut sepenggal lirik dari lagu tersebut.

Let me sail, let me sail, let the Orinoco flow.
Let me reach, let me beach on the shores of Tripoli.
Let me sail, let me sail, let me crash upon your shore.
Let me reach, let me beach far beyond the Yellow Sea.
De de de de de...
Sailway, ...
From Bissau to Palau in the shade of Avalon.
From Fiji to Tiree and the isles of Ebony.
From Peru to Cebu, feel the power of Babylon.
From Bali to Cali, far beneath the Coral Sea.

(Hey, ada nama "Bali" di sini.)

Tidak hanya sutradara yang terbius magis lagu tersebut.

Pada tahun 2017, sekelompok peneliti dari Oregon State University menemukan spesies ikan baru dari sungai Orinoco. Mereka, yang adalah penggemar Enya, kerap memutar lagu "Orinoco Flow" di laboratorium mereka. Maka, spesies baru itu mereka beri nama: Leporinus enyae.

Penyanyi dari Kaum Elf yang Jenius 
Eithne Pdraign N Bhraonin adalah nama Celtic dari Enya Patricia Brennan. Bahasa Celtic sering disebut bahasa kaum Elf. Ia sendiri keturunan Irlandia. 

Lahir dalam keluarga musisi, Enya memulai karirnya dalam sebuah ben keluarga sebagai pemain kibor dan vokal latar. Pada tahun 1982 ia bersolo karir dengan dipandu oleh manajernya, Nicky Ryan. Istrinya, Roma Ryan, bertugas menulis lirik. Kolaborasi antara ketiganya tidak terpisahkan sejak itu.

 Nicky bereksperimen dengan metode "Wall of Sound" yang dipelopori oleh Phil Spector. Triknya adalah menggabungkan berlapis-lapis vokal (multivokal) yang direkam terpisah. Konon, untuk lagu "Angeles" dalam album Shepherd Moons, Enya merekam 500 lapisan vokal.

Bagaimana mungkin seorang penyanyi yang paling tertutup sepanjang masa dapat menyentuh perasaan generasi milenial yang kepo dan haus perhatian? Pastilah karena suaranya berkhasiat seperti obat penyembuh kanker.

Di zaman dimana seorang bisa tiba-tiba menjadi penyanyi setelah videonya viral, Enya ibarat patung yang tiba-tiba hidup di museum Madam Tussaud.

Fokus pada Musik, Bukan Publisitas
Enya dikenal tertutup dan tidak pernah mengadakan tur konser. Ia tidak mau diwawancara. Alasannya: "The music is what sells. Not me, or what I stand for."

Sementara para "artis" karbitan berusaha keras mempertahankan interaksi dengan penggemarnya, Enya seakan terputus dari dunia maya. Akun-akun media sosialnya jarang membuat postingan baru.

Ketika Bo Burnham bersiap untuk mendapatkan izin atas lagu "Orinoco Flow", ia menghadapi masalah besar. Tidak ada agen yang ia kenal memiliki nomor kontak Enya. Internet pun tidak menolong. Pada akhirnya ia harus menggunakan teknologi kuno: menulis surat ke satu-satunya alamat Enya yang ia tahu.

Itu tidak berarti ia antisosial. Meski tidak menikah, ia dikenal dekat dengan keluarganya. Ia suka pergi berbelanja dengan saudarinya, dan menghabiskan waktu dengan keponakan-keponakannya.

Kesuksesan Adalah Buah dari Konsistensi
Jika ada yang berpikir, "Wajar ia tidak dikenal karena ia tidak sukses," ia salah besar.

Enya adalah musisi Kerajaan Inggris dan Irlandia terkaya tahun 2018. Kekayaannya diperkirakan lebih dari 100 juta poundsterling. Ia lebih sukses dari Chris Martin (vokalis Coldplay) dan Ed Sheeran. Di salah satu rumah yang ia beli, ia bertetangga dengan Bono, vokalis U2.

Kesuksesan itu buah dari konsistensinya berkarya selama puluhan tahun. Lebih dari 26,5 juta kopi album-albumnya terjual di Amerika Serikat; 80 juta di seluruh dunia. Album A Day Without Rain (2000) sendiri terjual 16 juta kopi.

Album yang disebut terakhir amat direkomendasikan bagi Anda yang ingin mencoba mendengarkan Enya. Sepintas, Anda mungkin pernah mendengarkan salah satu nomornya yang berjudul "Only Time".

Lagu tersebut pernah tiba-tiba kembali menduduki puncak Billboards 100 setelah satu dekade setelah rilis melalui sebuah iklan truk. Jean-Claude Van Damme melakukan split di antara dua truk Volvo yang sedang berjalan, diiringi lagu "Only Time". Lebih dari 90 juta orang menontonnya lewat kanal Youtube.

Itulah kehebatan seorang Enya. Ia tidak perlu mengeluarkan sebuah lagu baru untuk menduduki puncak klasemen. Musik Enya selalu relevan di setiap zaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun