Mohon tunggu...
Philip Manurung
Philip Manurung Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar

lahir di Medan, belajar ke Jawa, melayani Sulawesi, mendidik Sumatera; orang Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sekolah, Tempat Menyemai Generasi Tahan Gempa

5 Agustus 2019   12:17 Diperbarui: 5 Agustus 2019   12:18 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun, tidak banyak dari kita terlatih dengan insting tersebut. Banyak korban terluka karena berusaha lari keluar selama guncangan gempa. Jika kita saja tidak terlatih, bagaimana lagi anak-anak kita?

Generasi Asing Lebih Tahan Gempa?

Dalam artikel saya sebelumnya, "Membangun Generasi Penyintas Bencana", telah saya sampaikan bahwa untuk membangun generasi penyintas bencana diperlukan usaha-usaha pedagogis yang rutin dan sistematis. Karena itu, sekolah merupakan tempat persemaian terbaik bagi generasi penyintas gempa. Kita dapat belajar dari negara-negara maju yang lain.

Sejak gempa besar di tahun 1995, sekolah-sekolah dasar di Jepang secara rutin mengadakan simulasi (drill) darurat gempa. Di dalam kelas, para murid mengasah insting MBP. Setelah guncangan berhenti, guru memimpin anak-anaknya keluar dari bangunan dan mengabsen mereka di zona aman.

Kadangkala simulasi tersebut ditambah skenario kebakaran. Tentu saja lokasi sumber api imajiner dirahasiakan. Tujuannya agar guru dan murid waspada dengan bahaya sekunder gempa dan belajar menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).

Setelah sampai di zona aman, murid-murid diminta tetap tinggal di sekolah bersama guru mereka. Berbahaya bila mereka pulang ke rumah sebab sesuatu yang buruk mungkin menimpa rumah mereka dan keluarga mereka menjadi korban.

Di negara Paman Sam, simulasi bencana gempa diselenggarakan secara massal. Di sana dikenal program akbar "The Great Central U.S. ShakeOut". Setiap individu, komunitas, sekolah atau organisasi diundang untuk berpartisipasi di dalamnya; anak-anak hingga dewasa.

"ShakeOut Drill" tahun ini dijadwalkan pada 17 Oktober pukul 10:17 waktu setempat. Artinya, pada saat itu setiap peserta, di manapun ia berada (rumah, sekolah, mall, kantor), harus segera Merangkak, Berlindung, dan Pegangan (Drop, Cover, Hold On) seolah-olah sebuah gempa besar tiba-tiba terjadi. Selama 60 detik mereka harus bertahan dalam posisi itu.

Menyemai Generasi Tahan Gempa

Bagaimana metode terbaik untuk mengimplementasikan kesiapsiagaan bencana di sekolah-sekolah di negeri kita? Mungkin kita tidak perlu meniru apa yang dilakukan di luar sana. Kita hanya perlu memaksimalkan apa yang telah kita punya.

Kita telah lama mengenal gerakan Pramuka sebagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolah-sekolah negeri dan swasta. Namun, sepertinya organisasi kepanduan ini kurang dimaksimalkan untuk menjadi pelopor penyintas bencana di masyarakat. Berdasarkan pengamatan di kota saya, acara kepanduan di sekolah-sekolah melulu diisi kegiatan baris berbaris, kebersamaan, dan permainan ketangkasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun