Mohon tunggu...
Philip Manurung
Philip Manurung Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar

lahir di Medan, belajar ke Jawa, melayani Sulawesi, mendidik Sumatera; orang Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Maksud Anda, Yesus Tidak Mati Disalib?

19 April 2019   12:01 Diperbarui: 19 April 2019   18:55 1269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka, secara rasional mustahil bila dikatakan bahwa Simon dari Kirene-lah yang disalibkan, atau salah seorang dari murid Yesus-lah, atau siapapun. Dan, lebih tidak rasional bila mengatakan bahwa Yesus hanya pingsan dan bernapas kembali setelah beberapa jam di dalam makam.

Jadi, teori kematian substitusi, teori kematian semu, teori halusinasi tidak lebih dari hoaks-hoaks yang tidak berdasar bukti. Teori-teori yang gagal melewati uji korespondensi dan koherensi tidak dapat dipertahankan di ruang pengadilan nalar.

Potongan Pasel Penting dalam Sejarah Umat Manusia

Kisah penyaliban Yesus adalah potongan pasel terpenting dalam seluruh rencana penyelamatan umat manusia. Dosa telah masuk ke dunia melalui Adam. Sejak saat itu, tidak seorang pun terlahir suci. Semua orang terpenjara dan diperbudak oleh dosa. Jika Anda sulit menerima kenyataan ini, lihatlah carut marut politik di sekitar kita, di negeri ini, dan di seluruh dunia.

Masalah paling mendesak yang harus diselesaikan manusia bukanlah kemiskinan, perang, inflasi, pemanasan global, perdagangan manusia, atau hoaks. Semua krisis ini bersumber dari natur manusia yang telah berdosa sejak lahir. Kecuali persoalan internal dosa yang universal dapat diselesaikan, maka semua paket kebijakan terbaik yang dihasilkan PBB akan sia-sia.

Celakanya, hukuman dosa adalah maut di neraka. Di sinilah signifikansi kisah penyaliban Yesus.

Yesus adalah sang Firman (Kalam) Allah yang turun ke dunia mengambil wujud manusia. Misi-Nya: menggantikan hukuman bagi umat manusia yang tervonis maut. Dibutuhkan sosok sekaliber Allah yang tidak berdosa untuk menggantikan orang berdosa, dan dibutuhkan sesosok manusia untuk menggantikan sesama manusia. Hanya Yesus yang memenuhi kedua syarat itu.

Peringatan Paskah tahun ini istimewa karena berdekatan dengan penyelenggaraan Pemilu. Kita telah melihat bagaimana hoaks telah menimbulkan banyak kemelut dan memecah persaudaraan di antara sesama anak bangsa. Kita telah melihat bahwa peristiwa Paskah adalah fakta sejarah yang berdasar bukti. Maka, marilah kita belajar untuk tidak menebar hoaks lagi.

Yesus, terlahir Yahudi, mati untuk semua manusia. Karenanya, sangat rasional bila pengikut-Nya, terlahir dari suku apapun, terpanggil untuk melayani sesama anak negeri tanpa memandang latar agama, suku, warna kulit, bentuk mata, status sosial, pilihan presiden, atau konsensus-konsensus sosial lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun