Mohon tunggu...
Philip Manurung
Philip Manurung Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar

lahir di Medan, belajar ke Jawa, melayani Sulawesi, mendidik Sumatera; orang Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Mari Jo Torang Bacoblos (1) | Persiapan

16 April 2019   11:14 Diperbarui: 17 April 2019   19:02 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa tahun lalu, modus yang sama juga terjadi. Sejumlah amplop berisi beberapa lembar uang biru ditemukan pagi hari di bawah pintu. Terselip sebuah stiker dengan foto orang tertentu. Transaksi berlangsung, tetapi tanpa jaminan. Tahu sama tahu.

Ironis. Di kantong kekristenan, rupanya orang-orang Kristen masih mempraktikkan cara-cara busuk untuk berkuasa. Praktik money-politic---atau rice-politic---terang-terangan terjadi di depan hidung gereja. Mustahil praktik gelap ini tidak diketahui oleh para imam atau pengkhotbah. Namun, sampai saat ini tidak ada teguran atau tindakan disiplin nyata dari mereka.

Sebenarnya praktik-praktik seperti itu mubazir. Seperti kebanyakan orang Manado, keluarga istri saya konservatif dalam pilihan politik. Mereka hanya loyal pada satu partai. Apapun yang terjadi. Dan, mereka hanya memilih caleg yang keluarganya telah lama dikenal baik.

Begitulah sekelumit kisah dalam masa pra-Pemilu dari kampung saya di Minahasa. Kemiripan situasi dan modus mungkin bukan kebetulan semata, sebab begitulah realitas politik di banyak daerah.

Namun, kiranya animo kita untuk memilih tidak berkurang. Seberapapun jeleknya akhlak sebagian caleg, masih banyak orang yang baik di negeri ini. Mari jo torang bacoblos!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun