Ada beberapa kesulitan yang dihadapi dalam eksperimen lapangan:
- Kesulitan administratif, sedikit sekali sekolah yang bersedia dijadikan sekolah eksperimen.
- Masalah teknis dan logis, yaitu kesulitan mendapatkan kondisi kelas yang sama untuk kelompok-kelompok yang diuji.
- Sukar untuk mencampurkan guru-guru untuk mengajar pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, pengaruh guru-guru tersebut sukar dikontrol.
- Ada keterbatasan mengenai manipulasi eksperimen yang dapat dilakukan.
b. Model Objektif
Model objektif evaluasi merupakan bagian yang sangat penting dari proses pengembangan kurikulum. Para evaluator mempunyai peranan menghimpun pendapat-pendapat orang luar tentang inovasi kurikulum yang dilaksanakan. Evaluasi dilakukan pada akhir pengembangan kurikulum, kegiatan penilaian ini sering disebut evaluasi sumatif. Dalam hal tertentu, evaluator sering bekerja sebagai bagian dari tim pengembang. Informasi-informasi yang diperoleh dari hasil penilaiannya digunakan untuk penyempurnaan inovasi yang sedang berjalan. Evaluasi ini sering disebut evaluasi formatif.
c. Model Multivariasi
Evaluasi model perbandingan (comparative approach) dan model Tylor dan Bloom melahirkan evaluasi model campuran multivariasi, yaitu strategi evaluasi yang menyatukan unsur-unsur dari kedua pendekatan tersebut. Strategi ini memungkinkan pembandingan lebih dari satu kurikulum dan secara serempak keberhasilan tiap kurikulum diukur berdasarkan kriteria khusus dari masing-masing kurikulum.
Langkah-langkah model multivariasi tesebut adalah sebagai berikut:
- Mencari sekolah yang berminat untuk dievaluasi/ diteliti,
- Pelaksanaan program. Bila tidak ada pencampuran sekolah tekanannya pada partisipasi yang optimal,
- Sementara tim menyusun tujuan yang meliputi semua tujuan dari pengajaran umpamanya dengan metode global dan metode unsur, dapat disiapkan tes tambahan,
- Bila semua informasi yang diharapkan telah terkumpul, maka mulailah pekerjaan komputer,
- Tipe analisis dapat juga digunakan untuk mengukur pengaruh bersama dari beberapa variabel yang berbeda.
d. Model Congruence
Model evaluasi congruence ini memerika kesesuaian antara tujuan dan hasil belajar yang dicapai peserta didik, dan untuk melihat sejauh mana perubahan hasil pendidikan telah terjadi. Dalam penyempurnaan program pendidikan, hasl evaluasi sangat diperlukan, yakni untuk bimbingan program ke depan, dan pemberian informasi kepada pihak-pihak yang terkat dan berkepentingan. Adapun dalam hal ini, hasil evaluasi dititikberatkan pada hasil belajar pada aspek kognitif psikomotorik, dan pengembangan nilai dan sikap. Dalam kegiatan evaluasi, cenderung ditempuh pendekatan cara-cara antara lain:Â (Hamdi, 2020)
- Menggunakan prosedur pre- and post-assessment dengan menempuh langkah-langkah pokok sebagai berikut: penegasan tujuan, pengembangan alat evaluasi, dan penggunaan hasil evaluasi.
- Analisis hasil evaluasi dilakukan secara bagian demi bagian.
- Teknik evaluasi mencakup tes dan teknik-teknik evaluasi lainnya yang cocok untuk menilai berbagai jenis perilaku yang terkandung dalam tujuan.
- Kurang menyetujui diadakannya evaluasi perbandingan antara dua atau lebih program.
KesimpulanÂ
Evaluasi kurikulum merupakan usaha sistematis yang dilakukan untuk memperbaiki kurikulum yang masih dalam tahap pengembangan maupun kurikulum yang telah dilaksanakan agar menjadi lebih siap di masa yang akan datang. Evaluasi kurikulum sendiri memiliki beberapa model-model yang digunakan dalam mengevaluasi kurikulum. Model-model tersebut diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada evaluator untuk mempertimbangkan model yang tersedia untuk dipilih sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan.
Terdapat macam-macam model evaluasi yang dipergunakan yang bertumpu pada aspek-aspek tertentu yang diutamakan dalam proses pelaksanaan kurikulum. Model penelitian adalah model evaluasi kurikulum yang menggunakan model penelitian didasarkan atas teori dan metode tes psikologis serta eksperimen lapangan; Model evaluasi yang bersifat komparatif berkaitan erat dengan tingkah laku individu; Evaluasi model perbandingan (comparative approach) dan model Tylor dan Bloom melahirkan evaluasi model campuran multivariasi dan Model evaluasi congruence ini memerika kesesuaian antara tujuan dan hasil belajar yang dicapai peserta didik.