Dan suara-suara lain yang mulai muncul.! Noah meremas ujung bantalnya. Memejamkan matanya sejenak.
Akhirnya Noah bangkit kembali, menahan lagi pusing dan pening akibat lukanya dan tangisnya tadi. Ia membuka pintu kamarnya, tak ada Saharra disana, hanya sebuah handphone. Noah menungutnya.
'Bodoh sekali Saharra meninggalkan handphone didepan pintu kamarku.' ujar Noah dalam hati.
Foldernya dalam folder rekaman, hanya ada satu rekaman disana, ia membukanya, sebuah suara mulai terdengar, air mata mulai menitik lagi dipipi Noah. . .
'Saharra. . . .
Bisiknya pelan.
(bersambung. . . . .)
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!