Sebagai contoh, jika seorang investor domestik memiliki 60% saham di sebuah perusahaan asing yang tidak terdaftar di bursa efek, maka perusahaan tersebut akan dianggap sebagai CFC. Investor tersebut harus melaporkan pendapatan dari perusahaan tersebut sesuai dengan ketentuan pajak CFC di negaranya.
Dengan mengikuti kriteria tersebut, pemilik dan investor dapat menentukan apakah sebuah perusahaan asing jatuh dalam kategori CFC dan memahami implikasi pajaknya.
Mengelola Controlled Foreign Corporations (CFC) menghadirkan berbagai tantangan yang kompleks bagi perusahaan dan pemegang saham. Berikut adalah beberapa tantangan utama yang dihadapi dalam pengelolaan CFC:
Tantangan Utama dalam Mengelola CFC
Kepatuhan Pajak:
Mematuhi peraturan pajak yang berlaku di berbagai yurisdiksi dapat menjadi sangat rumit. CFC harus memenuhi persyaratan pelaporan yang ketat, termasuk pengungkapan pendapatan dan pajak yang dibayar di negara asing. Kegagalan untuk mematuhi dapat mengakibatkan sanksi dan denda yang signifikan.
Biaya Kepatuhan:
Biaya untuk menjaga kepatuhan terhadap peraturan CFC dapat meningkat, terutama bagi perusahaan dengan grup usaha yang besar di luar negeri. Perbedaan rezim perpajakan antarnegara memerlukan investasi waktu dan sumber daya untuk memastikan bahwa semua kewajiban pajak terpenuhi.
Penghindaran Pajak:
Praktik penghindaran pajak sering kali dilakukan melalui struktur CFC, yang dapat menggerus penerimaan negara dari sektor pajak. Negara-negara berusaha untuk menutup celah hukum yang memungkinkan praktik ini, tetapi hal ini juga meningkatkan beban bagi perusahaan yang beroperasi secara sah.
Risiko Double Taxation: