Mohon tunggu...
PHANJI MAULANA ZAELULMUTAQIN
PHANJI MAULANA ZAELULMUTAQIN Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa

Mahasiswa Magister Akutansi - NIM 55523110039 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pajak Internasional - Dosen : Prof. Dr, Apollo, M.si,Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB 1 _ Habermas, Keadilan Pajak Berganda dan Bentuk Komunikasi Tindakan Sebagai Mutual Understanding

19 Oktober 2024   20:45 Diperbarui: 19 Oktober 2024   20:48 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Komunikasi bagi Habermas adalah upaya menciptakan konsensus melalui dialog yang rasional. Argumentasi harus bebas dari tekanan dan ketidaksetaraan agar dapat diartikan sebagai argumen yang benar.

Demokrasi Deliberatif:

Habermas mengajukan konsep demokrasi deliberatif yang menekankan proses diskusi rasional dan inklusif. Tiga prinsip utama dalam demokrasi deliberatif adalah prinsip deliberasi, reasonableness, dan kebebasan ekspresi.

Rasio Komunikatif:

Habermas berpendapat bahwa kritik sosial harus berlandaskan rasion komunitatif, yaitu praktek komunikasi yang tidak mengintegrasi pengetahuan dengan kekuasaan. Intersubjektivitas dalam komunikasi ini dapat menghancurkan hubungan ambivalen antara subjek dan objek, serta mempromosikan rasionalitas yang lebih inklusif..

Isi Normatif Modernitas:

Habermas ingin mempertahankan isyu normatif modernitas melalui rasionalisasi dunia kehidupan dengan dasar rasion komunitatif. Hal ini berarti meningkatkan rasionalitas dalam berbagai aspek kehidupan melalui tindakan komunikatif..

Dengan demikian, Jrgen Habermas dikenal sebagai pemikir yang berfokus pada kommunikasi rasional, demokrasi deliberatif, dan rasionalitas yang inklusif dalam masyarakat modern.

Teori kritis Jrgen Habermas memiliki dampak signifikan pada pemikiran sosial kontemporer, terutama dalam beberapa aspek penting berikut:

1 Komunikasi Rasional

Habermas memprioritaskan komunikasi rasional sebagai praktek intersubjektif yang efektif dalam menciptakan konsensus. Teori kritisnya menekankan pentingnya dialog yang bebas dari tekanan dan ketidaksetaraan agar argumen dapat dinilai secara objektif. Hal ini bertujuan meningkatkan rasionalitas dalam interaksi manusia, sehingga masyarakat modern dapat bergerak menuju harmoni dan inklusivitas dalam diskursus publik.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun