Mohon tunggu...
Phadli Harahap
Phadli Harahap Mohon Tunggu... Freelancer - Aktif di Komunitas Literasi Sukabumi "Sabumi Volunteer"

Seorang Ayah yang senang bercerita. Menulis dan Giat Bersama di sabumiku.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pengolahan Produk Pangan Lokal dan Pemberdayaan Mantan Tenaga Kerja Wanita di Desa Wisata Hanjeli

11 November 2022   23:10 Diperbarui: 11 November 2022   23:13 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendirian Desa Wisata Hanjeli berawal dari ide Asep Hidayat Mustofa untuk memperkenalkan tanaman pangan tradisional bernama Hanjeli. Tempatnya terletak di Desa Waluran Mandiri, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi.

Hanjeli (Coix lacryma-jobi) adalah tanaman jenis biji-bijian yang tergolong siku padi-padian atau jamak disebut jali atau jali jali. Ketertarikan pertama Asep untuk mengembangkan tanaman ini ketika bibinya membawakan bubur berbahan hankeli yang ternyata terasa enak.

Pengalaman itu mendorong dirinya untuk menemukan dan meneliti cara mengolah dan memakan tumbuhan tersebut dan menjadi berbagai produk makanan. Menariknya, eksperimennya membuktikan bahwa hasil olahan hanjeli bukan hanya bubur, tetapi menjadi beberapa jenis makanan.

Disebabkan Potensinya , ia mengajak masyarakat sekitar tempat tinggalnya untuk ikut menanam hanjeli. Langkah yang dilakukannya tidak mudah, karena bukan tanaman pangan yang populer dan cenderung terbengkalai hanya berupa tanaman pagar.

Tetapi, Asep telah membuktikan bahwa Hanjeli tidak sekedar diolah menjadi produk makanan saja. Melainkan, dapat dikembangkan untuk memberikan manfaat yang lebih luas. Pada akhirnya bersama  masyarakat setempat mendirikan Desa Wisata Hanjeli dengan konsep wisata edukasi yang memiliki potensi pariwisata dan meningkatkan perekonomian warga di tempat tinggal sekitarnya.

Mengembangkan Produk Pangan Lokal di Desa Wisata Hanjeli

Mengajak Mahasiswa Belajar Mengolah Tanaman Hanjeli. Foto: Asep Hidayat Mustofa
Mengajak Mahasiswa Belajar Mengolah Tanaman Hanjeli. Foto: Asep Hidayat Mustofa

Berdasarkan hasil pengujian dan pengolahan tanaman hanjeli sejak tahun 2010, Asep telah membuktikan bahwa hanjeli bisa menjadi beberapa produk kuliner seperti Nasi Liwet Hanjeli, Bubur Hanjeli, Dodol Hanjeli, Rengginang Hanjeri, dan Kicimpring Hanjeli.

Semua produk pangan lokal tersebut pula membuat Desa Wisata Hanjeri semakin terkenal. Asep tidak hanya menjual produk dalam kemasan, tetapi juga memperkenalkan kepada orang-orang yang datang ke Desa Waluran Mandiri dan mengajak mereka untuk berpartisipasi dalam menumbuk hanjeli di Lisung, menampi di Nampan dan pengolahan semua jenis makanan tersebut.

Wisatawan yang datang biasanya tertarik untuk terlibat secara langsung dalam pengolahan makanan lokal. Jadi, harus bisa memberikan edukasi kepada pengunjung yang datang ke desanya. Ia juga menunjukkan bahwa produk dari tanaman hanjeli dapat dimakan dan bernilai ekonomi bagi masyarakat setempat.

Asep merasa tidak bisa sendirian dalam mengembangkan Desa Wisata Hanjeli. Ia mengajak masyarakat dengan konsep pemberdayaan berbasis kampung. Dari proses pengolahan, mengenalkan produk, hingga pemandu wisata, ia bekerjasama dengan masyarakat lokal yang sebagian besar dari para pemuda dan perempuan Purna Migran Indonesia.

Cita-citanya adalah mewujudkan masyarakat yang kuat dan berdaya secara ekonomi di lingkungan tempat tinggalnya. Sehingga dikenal banyak orang melalui kreativitas mengolah tanaman Hanjeli.

Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani Purna Migran Indonesia di Desa Wisata Hanjeli

Ibu-Ibu Pemandu Wisata Desa Hanjeli dan Pengunjung Siswa Sekolah. Sumber Foto: Asep Hidayat Mustofa 
Ibu-Ibu Pemandu Wisata Desa Hanjeli dan Pengunjung Siswa Sekolah. Sumber Foto: Asep Hidayat Mustofa 

Kegiatan yang berlangsung di Desa Wisata Hanjeli melibatkan perempuan yang dikenal sebagai mantan tenaga kerja wanita (TKW) atau Purna Migran Indonesia (PMI). Para Perempuan PMI tersebut bergabung menjadi anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Mekar mandiri. Pemimpin KWT adalah seorang ibu bernama Koya.

Meraka terlibat dalam pengolahan produk pangan lokal, pemandu desa wisata, dan membuat aksesoris Hanjeli. Bahkan Apabila datang wisatawan  dari luar negeri sudah disiapkan pemandu wisata yaitu seorang ibu bernama Wati yang bisa menjelaskan dalam bahasa Inggris. Jadi, turis asing dapat memahami potensi yang terdapat di Desa Wisata Hanjeli.

Demikian pula, produksi kerajinan yang dipajang di toko aksesoris Hanjeli dipimpin oleh seorang wanita bernama Dedeh. Ia juga mantan Purna Migran Indonesia yang kreatif dan bisa membuat kalung, gelang dan pernak-pernik lainnya.

Keterlibatan perempuan PMI dalam berbagai kegiatan di Desa Wisata Hanjeli diharapkan bisa memenuhi kebutuhan hidup dari potensi tanaman pangan lokal. Sehingga, tidak perlu bekerja ke luar negeri untuk menjadi TKW lagi.

Mengajak Pemuda Lokal Dalam Kegiatan Ekonomi Kreatif

Jika peran para perempuan PMI sangat besar di Desa Wisata Hanjeli, bagaimana dengan keterlibatan para pamuda di sana? Warga berusia muda juga diajak terlibat dalam kegiatan untuk mendukung keberlanjutan pengembangan Desa Waluran Mandiri dengan konsep eduwisata.

Para pemuda terlibat dalam membuat kerajinan gelas bambu. Sebelumnya mereka diberikan pelatihan terlebih dulu hingga mampu mengerjakan sendiri. Gelas bambu yang telah jadi bisa menjadi cenderamata yang bisa dibawa pulang wisatawan lokal maupun macanegara.

Prinsip Pola pemberdayaan juga ditekankan kepada para pemuda, bukan hanya bisa memproduksi hasil kerajinan mambu, mereka juga diarahkan untuk mencari pasar sendiri. Tujuannya agar para pemuda bisa lebih mandiri dan tidak bergantung pada orang tua.Kegiatan lain yang didukung para pemuda yaitu adanya Rumah Baca Sauyunan dan Budidaya Ikan Lele.

Sebelumnya, Asep juga pernah mencetuskan kegiatan Program Pirus singkatan dari Pipir Rumah Diurus yang mengajak masyarakat dan anak muda untuk mengurus lingkungan di sekitar rumahnya. Kegiatannya seperti memelihara lele di ember dan menanam sayuran kangkung, pakcoy, sawi, salada, serta bayam di sekitar tempat tinggal yang lahannya belum dimanfaatkan.

Adanya beragam aktivitas yang dikembangkan di Desa Wisata Hanjeli membuat lebih banyak warga yang bisa berdaya. Bahkan untuk menjelaskan dan sumber informasi, didirikan Rumah Hanjeli Indonesia sebagai pusat informasi terkait tanaman hanjeli sebagai  potensi produk pangan lokal yang bernilai ekonomi. Fasilitas yang telah dibangun di desa ini cukup lengkap, antara lain: Rumah Baca Suyunan, Rumah Hanjeli Indonesia, Saung Lisung Hanjeli, dan homestay untuk wisatawan yang ingin menginap.

Terbukti Produk Pangan Lokal Bisa Berdampak Besar Bagi Masyarakat

Kunjungan Menteri Sandiaga Uno Ke Desa Wisata Hanjeli. Sumber Foto: Asep Hidayat Mustofa
Kunjungan Menteri Sandiaga Uno Ke Desa Wisata Hanjeli. Sumber Foto: Asep Hidayat Mustofa

Asep terus bekerja bersama masyarakat terus mengembangkan Desa Wisata Hanjeli. Kerja kerasnya mulai membuahkan hasil, terlihat dari begitu banyak kedatangan pengunjung, seperti wisatawan lokal mapun mancanegara, komunitas, siswa sekolah, mahasiswa dari berbagai universitas, aparat pemerintah, dan instansi lainnya. Ada begitu banyak pengunjung yang datang ke desa Waluran Mansiri setiap bulan.

Bahkan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno pun sudah melihat langsung kondisi Desa Wisata Hanjeli. Kedatangan tersebut bertujuan untuk melakukan peninjauan dan penilaian 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) Tahun 2022. Pada akhirnya, terpilih menjadi juara III kategori Desa Wisata Rintisan dalam acara Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.

Mengutip dari website Pemerintah Kabupaten Sukabumi, Kemenparakraf menilai bahwa wisata hanjeli dapat terus dikembangkan, apalagi sangat khas dengan kearifan lokal dan mendukung peluang usaha bagi para ibu ibu dan anak muda.

Desa yang terletak di Kawasan Geopark Ciletuh Palabuhanratu Sukabumi ini dinilai telah memiliki prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutanyang menekankan karakter alam, budaya dan keatifan lokal. Sehingga bisa menciptakan pengalaman berwisata yang unik dan berbeda.

Bukan rahasia lagi Geopark Ciletuh menjadi bagian tujuan pariwisata prioritas yang terus dikembangkan oleh pemerintah Kabupaten Sukabumi. Termasuk dalam segi pembangunan berbagai infrastruktur yang membuat wisatawan bisa mengemudikan kendaraan dengan aman dan nyaman, termasuk kondisi jalan di Desa Wuluran Mandiri yang sudah diaspal. Sehingga, Desa Wisata Hanjeli merupakan Desa Wisata Ramah Berkendara.

Keberadaan desa wisata sudah selayaknya didukung oleh berbagai pihak baik dari swasta maupun pemerintah. Karena bisa mendorong kebangkitan ekonomi lokal. Seperti yang dilakukan Adira finance membuat program Festival Kreatif Lokal dengan tujuan merayakan kepemilikan gen kreatif yang terdapat pada masyarakat Indonesia.

Para Pelaku ekonomi kreatif mampu terus berkembang dan membawa desa wisata semakin dikenal wisatawan lokal dan mancanegara. Seperti yang dilakukan oleh Asep bersama masyarakat dalam mengenalkan Desa Wisata Hanjeli luas lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun